Jakarta Zero: a country covered in ice due to nuclear war (series 1) novel edison

Pikri YAnor
Chapter #12

Manuver Politik dan Karantina Hati

Kirana menatap jam dinding. Sudah enam jam sejak mereka menerima surat Ayahnya. Waktu 72 jam terasa mencekik.

Ia dan Aksara telah menyusun strategi. Bima telah ditempatkan di Tingkat Alpha, menyebarkan desas-desus terkontrol tentang kebutuhan evakuasi darurat.

Langkah pertama: mendapatkan persetujuan dari dewan penguasa Nusantara Zero.

Aksara dan Kirana melangkah keluar dari ruang akomodasi mewah mereka, menuju lorong yang dipenuhi karpet tebal.

Tujuan mereka adalah 'Gedung Komando Zero', jantung politik utopia palsu ini.

Mereka harus bersikap sebagai 'utusan resmi' dari almarhum Tuan (Ayah Kirana), pejabat Zero-001.

Mereka tiba di depan Gedung Komando, sebuah struktur yang terlihat sangat modern namun dingin.

Di lobi, mereka dihadang oleh dua penjaga berseragam yang terlihat lebih tebal dan lebih arogan dari sebelumnya.

"Kami harus bertemu dengan Dewan Penguasa," kata Kirana, mengangkat kartu 'K. Zero-001' dengan percaya diri yang dipaksakan.

Penjaga itu menatap kartu itu dengan skeptis. "Pertemuan Dewan hanya untuk level Zero-001 ke atas."

"Saya adalah putrinya," balas Kirana, suaranya tegas. "Ayah saya telah meninggalkan informasi kritis mengenai 'kestabilan Zero'. Ini bersifat darurat."

Aksara berdiri di samping Kirana, tangannya disembunyikan di balik jaketnya, menggenggam belati es.

Setelah beberapa menit yang menegangkan, seorang Kepala Keamanan muncul, wajahnya keriput dan penuh curiga.

"Bawa mereka masuk," perintahnya, setelah melihat kartu itu dan mengenali nama belakang ayah Kirana.

Mereka dibawa ke sebuah ruang konferensi yang besar. Sekitar dua puluh orang duduk di sana: para jenderal tua, ilmuwan terkemuka, dan pejabat yang tersisa.

Suasana terasa berat, dipenuhi aura kekuasaan dan ketakutan tersembunyi.

Kirana berdiri di podium. Wajahnya pucat, tetapi matanya menatap tajam ke dewan.

"Selamat siang," ia memulai, suaranya sedikit bergetar. "Saya datang atas nama Ayah saya, Tuan (Ayah Kirana), untuk menyampaikan 'Proposal Evakuasi Cadangan'."

Ia menjelaskan dengan tenang, menggunakan istilah-istilah ilmiah yang ia pelajari dari surat ayahnya.

"Data terbaru menunjukkan bahwa 'Kanker Radiasi Eksperimental' di tingkat Gamma dan Delta telah bermutasi," jelas Kirana, berbohong dengan meyakinkan.

Lihat selengkapnya