Jakarta Zero √A: revenge of the white hair (series 2) novel edison

Pikri YAnor
Chapter #2

Keteraturan Dingin dan Pertemuan Tujuh Zero

Lima tahun telah berlalu. Jauh di Indonesia bagian timur, Jayaindo Zero bersinar dingin. Bukan lagi kota bawah tanah yang suram seperti Nusantara Zero, tetapi sebuah kota bawah tanah yang rapi, efisien, dan dikendalikan dengan ketat.

Udara di ruang kerjanya hangat dan steril, kontras dengan udara dingin yang selalu ia hirup sejak kecil. 'Kirana', kini berusia 19 tahun, duduk di kursi Kepala Otoritas.

Meja kerjanya terbuat dari marmer hitam mengkilap. Di bawah pantulan lampu LED, wajahnya tampak lebih tajam, tanpa kelembutan yang dulu ia miliki.

Ia mengenakan seragam putih bersih, simbol dari 'keteraturan yang ia paksa' atas dunia barunya.

Kirana menyentuh bekas luka kecil di punggung tangannya. Bekas luka itu sudah lama sembuh, tetapi itu adalah satu-satunya pengingat nyata akan Aksara.

Ia melihat laporan di depannya: 'Stabilitas Populasi: 99%. Sumber Daya: Surplus. Ancaman Luar: Minimal.'

Statistiknya sempurna. 'Jayaindo Zero' adalah utopia yang ia janjikan.

Tetapi, harganya adalah 'kebohongan abadi' dan 'pengkhianatan'.

'Bima', yang kini menjadi kepala komunikasinya—dan satu-satunya orang yang tahu rahasia pengkhianatan di Teluk Balikpapan—masuk ke ruangan.

Bima tampak lelah. Rasa bersalahnya terlihat jelas dalam setiap gerak-geriknya.

"Laporan terbaru, Kepala Otoritas. Ada peningkatan aktivitas 'scavenger' di jalur laut Pasifik," lapor Bima. Ia tidak lagi memanggil Kirana dengan namanya.

"Tingkatkan patroli otomatis. Jangan sampai ada yang mengganggu Jalur Pasokan Alpha," perintah Kirana, suaranya tenang dan tanpa emosi.

Bima berhenti di pintu. "Bagaimana dengan sisa populasi di Nusantara Zero? Apakah kita akan mengirim tim karantina... atau sekadar meninggalkan mereka?"

Kirana mengangkat matanya yang merah. Tatapannya dingin. "Nusantara Zero telah dikarantina. Mereka adalah 'masa lalu' yang mengandung penyakit. Fokus kita adalah 'masa depan'," jawabnya tegas.

Bima tahu, Kirana telah menjadi monster yang efisien.

Agenda terpenting Kirana hari itu adalah pertemuan seremonial dengan para pemimpin dunia pasca-Musim Dingin Nuklir.

Pertemuan itu diselenggarakan secara virtual di 'ASZ (Amerika Serikat Zero)'.

Kirana memasuki ruang komunikasi utama Jayaindo Ziro, sebuah ruangan bundar dengan layar holografik besar.

Saat waktu menunjukkan pukul 10:00 di Jayaindo Zero, tujuh hologram dari pemimpin dunia lainnya muncul di meja bundar virtual.

Tujuh Zero Besar: 'ASZ, China Zero, Italia Zero, India Zero, Brazil Zero, Afrika Zero, dan Indonesia Zero/RIZ (Jayaindo Zero)'.

Lihat selengkapnya