Aksara, Gema, Sakti, dan Lara kini telah menghabiskan hampir tiga bulan di laut. Mereka memasuki perairan paling kritis, 'Laut Halmahera', yang memisahkan mereka dari Jayaindo Zero.
Laut Halmahera terkenal karena arus kencang dan suhu airnya yang ekstrem, bahkan sebelum Musim Dingin Nuklir. Kini, ia menjadi labirin es dan pusaran air berbahaya.
Aksara harus memimpin navigasi di bawah tekanan Patung Sentinel Laut RIZ yang semakin banyak berkeliaran.
"Sakti, apakah peta Khaizan valid?" tanya Aksara, tangannya mencengkeram kemudi.
"Valid, Komandan. Tapi dia tidak memperhitungkan arus yang dipercepat oleh es," jawab Sakti, mencoba membaca perangkat navigasi yang bergetar hebat.
Arus yang kencang membuat perahu Aksara terlempar jauh dari jalur yang direncanakan, mendekatkannya ke jalur patroli RIZ.
Gema berbisik, "Komandan, kita akan kehabisan bahan bakar jika kita melawan arus ini."
Aksara menatap cakrawala. Keputusan sulit harus diambil. Ia harus mengambil risiko.
"Arahkan perahu ke 'Lembah Hitam'," perintah Aksara. Lembah Hitam adalah julukan untuk area di mana es nuklir tebal menutupi permukaan air, tempat yang sangat berbahaya.
Sakti terkejut. "Komandan, Patung Sentinel tidak akan masuk ke sana, tapi perahu kita juga bisa hancur."
"Risiko ini lebih baik daripada ditangkap oleh Kirana," balas Aksara dingin.
Mereka memasuki Lembah Hitam. Keheningan menyelimuti mereka. Permukaan air tertutup oleh lapisan es tebal yang bergerak lambat.
Aksara harus menggunakan belati esnya untuk memecah es yang menghalangi jalur mereka.
Di tengah Lembah Hitam, mereka menemukan sesuatu yang mengerikan: 'Kapal Patung Sentinel RIZ yang hancur'.
Kapal itu tidak hancur karena es. Lambungnya memiliki lubang besar, seperti bekas ledakan yang disengaja.
"Itu bukan kerjaan kita," kata Aksara. "Siapa yang memiliki daya tembak sebesar ini di perairan ini?"
Gema menyadap sisa-sisa sinyal kapal itu. "Pesan terakhir: Serangan dari 'Sub-Laut'. Target tak dikenal."
Aksara menyadari: konflik global telah meluas. Bukan hanya ia dan Kirana, tetapi kekuatan militer lain (mungkin ASZ atau China Zero) juga beroperasi secara rahasia di perairan Pasifik.
Mereka berhasil melewati Lembah Hitam, tetapi dengan kerugian. Mesin perahu mereka rusak sebagian.
Mereka harus berlabuh darurat di sebuah pulau karang kecil yang sunyi untuk perbaikan.