Mengisi waktu yang tersisa sembari menunggu hari senin digunakan Randy untuk memperkuat hatinya yang risau atas penghasilan yang akan diterima, belum lagi penghasilan tersebut diluar ekspektasi, dikurangi biaya operasional jika nanti sudah mulai bekerja. Randy pun bertanya kepada ibunya apa yang harus dilakukan. Satu nasehat dari ibunda yang sangat dicintainya adalah “rezeki sudah ditetapkan dan tidak akan tertukar, tugas manusia yaitu berusaha semaksimal kemampuan yang dimiliki serta berdoa”.
Tidak terlalu berpengaruh sepertinya nasihat dari ibunda kepada Randy, karena fikirannya berorientasi pada hal yang bersifat materil. Akan tetapi segumpal daging kecil tidak bisa dibohongi, ketika mendapatkan nasihat dari ibunda, ada pijakan akar kokoh dari pondasi hati yang menembus retakan jiwa, dan Randy siap bekerja di hari yang sudah ditentukan.
“Kring..kring..kring..,,alaram di handphone Randy berbunyi, sontak gerakan refleks dari tangannya menunda bunyi itu. Kring..kring..kring..,terdengar suara nyanyian alaram kembali seperti paduan suara musik klasik kontemporer bagi Randy. Namun kali ini dia terbangun, keliatan sangat semangat di hari pertamanya bekerja. Tunggu, ternyata ada teriakan “Randyiiii...mau kerja engga kau?!!!yang terdengar dari depan pintu kamarnya yang bersumber dari sang mastro orkestra yaitu ibunya. Huh, pantas saja dia bangun.