Tangan kanan Randy menggenggam handle pintu dengan sedikit bergetar. Tak terlalu erat, mungkin karena kekakuan yang tiba-tiba datang sebelum Randy kedalam ruangan. Perlahan di dorongnya pintu itu dengan sedikit rasa deg-degan.
“ Gereekkkkkkkkkkkk”
“ Permisi......................”
“ Ya silahkan”
Pelan tapi pasti, Randy menghadirkan dirinya kedalam ruangan yang seakan menjadi ghosthause itu buatnya. Bagaimana tidak? Karena ini pengalaman pertama di dunia kerja yang sesungguhnya bagi Randy. Belum lagi penampakan wanita Customer service misterius yang masih menghantui perasaannya.
“ izin pak..saya Randy anak baru”
“ iya duduklah cari bangku yang kosong”
“ Gak mungkin juga duduk dimeja (dalam hati Randy bergeming)”
Randy pun berusaha menampilkan kesan sudah sangat siap untuk di briefing sebelum terjun langsung kelapangan. Randy tidak menampakkan wajah paniknya dan terlihat sangat antusias untuk mendengarkan target apa yang ingin dicapai dari tugas yang masih baru baginya.
“Staycool aja, yang penting pasang gaya meyakinkan”.
“Ahahahahaha” (Jiwa Randy yang semakin merasa liar).
Tidak sempat menarik nafas terlalu panjang, apalagi melihat pemberitahuan pesan baru masuk dari whatsappnya. Randy sudah harus menyaksikan ibu Jenny berjalan dengan wajah ditekuk serius memasuki ruangan. Belum lagi langkah cepat tanggap seakan tim buru sergap sedang beroperasi.
Randy tak berkedip, bukan karena blazer hitam yang digunakan calon bos nya itu. Bisa jadi karena laptop apple mac air tipis dalam tentengan tangannya? Apalagi semua itu ditopang dengan langkah tegap seperti petugas keamanan wanita, yang biasa dilihat Randy pada pusat informasi tempat perbelanjaan.
Sepertinya tidak!!! Sungguh jauh dari itu. Karena kerongkongan Randy bergerak dari atas ke bawah dan kembali pada tempatnya tanpa pergeseran lagi. Ketika melihat alis ukiran pensil yang ditutupi dengan rambut poni pendek dari warna hitam kemerahan.
Emangnya dengan itu saja Randy sudah merasa gentar? Bukan, bukan itu ternyata. Akan tetapi, lirikan mata tajam sinis kepada karyawan baru yang menjadikan Randy sedikit berfikir bukan takut. (benak Randy mencari pembenaran dari fikirannya).
“ Yang karyawan baru mana orangnya?!”
“ Ehhmmm..., ssaaaayyyaa bu”
Terdengar suara dari dua orang anak muda yang sedikit gugup. Ternyata dari lima pribadi yang hadir diruangan dengan cita rasa angker itu, ada dua karyawan baru seakan menyamar dan menyelinap. Sehingga mengendap-endap, padahal tidak masuk dari pintu belakang.
“ Sini maju kedepan!!”