Banyak orang yang seringkali bertanya bagaimana mulanya aku takut ketinggian. Dan selalu saja aku tak bisa menemukan jawabannya. Aku tak ingat lagi sebab aku takut ketinggian. Menurut Mama disebabkan karena aku jatuh dari ketinggian. Aku berusaha mengingat kapan jatuh dari ketinggian, tapi otakku benar-benar menjadi tumpul. Akh tak bisa mengingat mengapa aku takut ketinggian.
Papa menjadi salah satu orang yang berusaha membantuku mengatasi phobiaku itu. Bagi Papa takut ketinggian tidak bisa terus 'diternak', bahasa Papa begitu meski tentunya phobia tidak bisa beranak-pinak seperti kambing.
Lalu entah dapat ide dari mana Papa mengajakku mengatasi ketakutanku. Menurut Papa hal itu akan manjur.
"Kita ke Yogya, naik pesawat terbang!" Papa menyampaikan kabar itu secara tiba-tiba saat kami makan malam.
Bukan saja aku, Mama juga keheranan mendengar rencana Papa.
"Naik pesawat?" Tanya Mama ragu-ragu.
"Iya," sahut Papa pendek.
"Kita naik kereta saja, Pa. Seperti biasa." Aku menolak usul Papa. Naik pesawat?! Yang benar aja!
"Nggak, kita naik pesawat terbang kali ini. Kita belum pernah naik pesawat bersama. Papa sudah beli tiketnya, jadi sudah tidak bisa diganggu gugat!"
Di usiaku yang menginjak remaja itu untuk kali pertama aku akan naik pesawat. Sebagai seseorang yang kebetulan memiliki phobia ketinggian tentu saja sebisa mungkin aku menghindari naik pesawat.