Malam itu ponselnya berbunyi. Tanpa ragu, Anisa segera mengangkatnya dengan hati yang penuh harap kalau itu adalah Ridho kekasih hatinya yang sudah menghilng selama dua bulan.
. “Assalamualaikum Nisa, bagaiaman kabarmu ?”
Mendengar suara kekasih yang telah lama di rindukanya itu, seketika itu jatung Anisa berdebar hebat sama seperti dulu saat Ridho pertama kali menyatakan cinta padanya.
Sungguh cintanya kepada lelaki itu teramat besar, bahkan banyangan –bayangan indahnya pernikahan yang sudah dijanjikan lelaki itu selalu terngiang di benaknya, meskipun dia tak ada kabar, kesetiaan menunggu lelakinya itu tak pernah berkurang sedikitpun.
“Waalaikumsalam kakak Ridho, Alhamdulillah kabar Nisa baik, bagaimana dengan kabar kakak?” Jawab Anisa dengan suara yang gemetaran saking bahagiannya.
“Alhamdulillah baik jugak! Oh iya, aku menelpon karena ada yang ingin aku sampaikan padamu!” Kata Ridho dengan suara parau.
Keadaan hening beberapa saat, karena Anisa merasa heran dengan nada bicara Ridho yang begitu dingin padanya. Juga Ridho tidak lagi memanggilnya dengan panggilang kesayangan mereka, beberapa detik terdiam, dari seberanng telpon terdengar suaara nafas berat.
“Nisa, Maaf karena sepertinya cinta tak bisa dipaksakan lagi! Kakak mulai bosan dengan hubungan kita, jadi berhentilah menghubungi kakak!” Ucap Ridho dengan begitu mulusnya.
Pemberitahuan yang disampaikan oleh Ridho terdengar bagaikan tusukan panah yang tepat mengenai jatungnya, nyanyian hewan malam sudah tak terdengar semerdu biasanya, malam itu seperti terjadi badai dahsyat yang membuat Anisa panas dingin dan gemetaran, rasa tak percaya membuatnya tak habis fikir akan apa yang dikatakan oleh kekasihnya itu setelah lama menghilang.
“Ada apa Kak? Apa Kakak sadar dengan apa yang kakak ucapkan?" Tanya Anisa setelah berhasil mengendalikan emosinya.
Pertanyaan Anisa seperti beban berat yang dirasakan oleh Ridho, sehingga ia terdiam tak memberikan jawaban.
"Kakak jangan diam begini dong! Jika Anisa ada salah, tolong maafakan Anisa! Tolong jangan begini kak! Ingat janji kakak padaku!"
Anisa terus mendesak Ridho untuk memberikan penjelasan yang bisa dia pahami agar tidak tenggelam dalam keheranan.