Jalan Cinta

Tina Agustiana
Chapter #6

Mencoba Berdamai Dengan Luka

Cinta itu sederhana. Seserhana apa yang kau fikirkan dalam prasangka baiknya.

Hari demi hari terus berlalu, Anisa mulai menyibukkan dirinya dengan banyak kegiatan, dan dia lebih sering menghabiskan waktu menemi ibundanya di rumah, mulai dari memasak, sampai mengurus rumah.

Orang-orang yang ada di rumah sampai dibuatnya kagum akan ketegaran hatinya, meskipun sedang terluka tapi dia mampu membalut lukanya dengan keceriyaan yang selalu di perlihatkanya kepada semua keluarganya.

Keceriyaan Anisa membuat semua orang lupa akan kesedihan yang lalu, semua terbukti dari tak ada satupun keluarganya yang menyinggung soal batalnya pernikahan Anisa.

Sekarang Anisa menjadi motivator buat teman-temanya, dia menjadi pendengar yang baik sekaligus mampu membuat hati teman yang terluka sembuh kembali.

Pandanganya tentang cinta sudah mulai berubah, nasehat yang diberikan ke teman-teman dan siswa-siswinya yang masih SMA berbeda dengan yang dulu.

Bahkan sekarang dia gak habis fikir mengapa beberapa dari temanya masih bertahan dalam kondisi pacaran, yang kalau di fikir indahnya itu hanya di awal-awal menjalin kasih, setelah lama pacaran yang ada hanyalah kecurigaan, kecemburuan, lebih sering memikirkan pacarnya yang belum tentu jugak memikirkanya, bisa jadi dia lagi ngobrol dengan gadis lain tanpa sepengetahuan kita, mau marah karena cemburu apa haknya secara dia belum ada ikatan pasti, mau mengaturnya, itu hanya akan membuat si lelaki merasa terkekang dan akhirnya merasa bosan lalu selingkuh dengan wanita lain, setelah dia tau hatinya hancur setelah itu putus, pacarn lagi dengan yang lain dan terus saja seperti itu.

Apakah mereka tidak merasa lelah dengan keadaan itu, dan hanya dijadikan tempat singgah saja atau sebagai pemuas nafsu saja. Ada yang bilang pacaran itu karena cinta dan selama masih bisa menjaga maka pacaran itu sah-sah saja, tapi apa akan menjamin tidak akan terjadi apa-apa jika ketika mereka berduan di tempat sepi, salin bermesraan lewat telpon atau chattingan, itu tidak akan membuat syahwatnya tergoda, sedangkan perempuan dan lelaki itu bagaikan magnet apa lagi diantara orang pacaran pasti ada setan yang setia menemani.

Dan ingatlah setan itu tidak akan memaksamu berbuat kemaksyiatan melainkan memintamu mengituki langkah-langkahnya dan salah satu langkash syetan untuk mendekatkanmu dengan maksiat adalah dengan jalan pacaran.

Cinta memang fitrahnya manusia, semua orang pasti pernah mengalaminya, oleh karena itu islam sudah mengatur urusan cinta itu dengan baik agar anak cucu adam tidak salah mengartikan cinta dan mengaplikasikan cinta sungguh islam itu mudah dan indah.

Lihat selengkapnya