Cinta itu sederhana. Sesederhana senja yang menghadirkan malam penuh bintang dan sesederhana mentari yang selalu setia pada pagi.
Di tengah belantara malam yang sunyi dan sepi, terdengar suara isak tangis, dan rintihan yang memilukan memecahkan keheningan malam, iya itu Anisa yang sedang menuangkan segala kegalauan hatinya lewat do’a setelah tahajjutnya, malam itu iya mengadu pada rabb nya, meminta ampun akan semua kesalahanya dengan penuh kekhusu’an seolah malam itu adalah malam terakhirnya hidup, Khumaira yang mendengar semua itu tetap terdiam di perbaringan sambil menangis.
Beberapa hari telah berlalu, pernikahan khumairapun di gelar, teman-teman semasa SMA dulu yang hadir di pesta itu tak menyangka kalau Faris bisa berjodoh dengan khumaira si gadis cupu yang kuper dan sok alim julukan khumaira pas masih SMA dulu.
“Selamat ya kawan akhirnya kau berjodoh jugak dengan perempuan yang selama ini kau harapkan” Ucap Rahman yang tak lain adalah sahabat Faris pas SMA.
“Terimakasih ya sudah datang, ini semua tidak akan pernah terjadi kalau bukan atas pertolongan Allah yang mau menjawab do’aku”Jelas Faris dengan senyum merekahnya yang selama ini membuat para gadis yang melihat senyuman itu langsung menyukainya.
“Subhanalloh Ra, init uh kayak mimpi bisa melihat khumaira dan kakak Faris di pelaminan, padahal kalau ingat pas Ra, tolak dia aku kira cerita tentang kalian berakhir pada waktu itu saja, ternyata jalan cinta yang Allah tunjukkan ke kalian itu jauh lebih indah dari yang di bisa dibayangkan”
Ucap Lyina dengan penuh rasa kagum dan tak menyangka.
Khumaira hanya tersenyum mendengar kata-kata lina, seolah dia kehabisan kata-kata akan kebesaran Allah yang sudah menjawab do’anya leih indah dari yang dibayangkanya, sungguh Allah itu tepat janji bagi orang-orang yang mau bersabar dan istiqomah dijalanya.
Tibalah saatnya seminggu setelah pernikahan khmumaira harus pergi menemani suaminya ke jogja selain itu jugak dia sudah mendapatkan pekerjaan di salah satu SDIT di jogja.
“Nisa, aku akan pergi besok, tapi jangan khawatir jika aku punya waktu luang aku pasti akan menghubungimu, dan aku berharap semoga kau jugak bisa menemuiku di sana biar kita nanti bisa jalan-jalan bareng”
Khumaira pamit sambil memeluk Anisa.