Jalan Cinta

Tina Agustiana
Chapter #11

Isyarat Rindu

~Walaupun tak ku tau pasti, sejak kapan rindu dikatakan cinta, tapi yang ku tau, kekeliruanku tentang cinta membawaku pada situasi, dimana aku mulai membicarakan tentangmu dalam do’aku.~

Setelah hampir setahun mereka menjadi teman. Beberapa bulan terakhir komonikasi mereka mulai renggang bahkan tidak pernah sama sekali baik lewat telpon ataupun cahtt.

Mulai tumbuh rindu dihati Anisa, dan bertanya-tanya akan Arya yang tiba-tiba menghilang, dia berfikir mungkin pertemananya dengan Arya hanya sampai disini, meskipun dia mulai sering memikirkanya dan tak jarang rindu bertamu di hatinya, tapi karena dia sudah memahami batasanya, diapun selalu menghalau fikiran dan rindu yang tiba-tiba hadir dalam hatinya.

Dan untuk menghalau rindu yang sesekali menyesakkan, dia  menggunakan senjata terampuh yang selalu digunakanya iyalah do’a, dan itu selalu mujarab dan bahkan lewat mendo’akan dia yang dirindukanya menghadirkan ketenangan, dan selalu merasa dekat dengan orang yang dirindukanya dan itu tentunya tidak akan melampaui batasanya.

 

Sudah hampir tiga tahun Anisa memilih sendiri tanpa kekasih, kini hatinya mulai dihantui rasa kesepian, karena memang usianya sudah lebih dari kata pantas unuk menikah, apalagi pertanyaan-pertanyan kapan Nikah, dari keluarga dan rekan-rekan kerjanya sudah mulai membuatnya tak nyaman, ditambah lagi ketakutanya akan terjerumus kedalam maksiat dan jatuh kedalam perasaan yang belum pantas dia miliki.

Malam itu, hujan lebat dan gemuruh seolah bercerita tentang rindu yang tak tau arah dan tujuanya, Anisa seamakin merasa heran akan rindu yang sering hadir dalam hati, iya mulai resah dan takut jika rindu itu membawa cinta hadir dalam hatinya.

“Ya Allah, kenapa sudah sekian lama aku masih terbayang dan merasakan rindu terhadap Arya, tolong maafkan hamba”

Gumam Anisa dalam hatinya sembari menatap hujan dibalik jendela kamarnya.

Bosan dengan kebingungan yang dirasakanya, Anisa tidak tahan dia ingin sekali menceritakan semuanya kepada sahabatnya khumaira, malam itupun jugak dia mengirimkan pesan lewat whatsapp, beruntung karena khumaira jugak lagi online.

Anisa    :“Ra ! boleh tidak aku mengganggumu malam ini seentar saja?”

Khumaira :“Tentu boleh dong Nis, Ada apa ?”

Anisa      :“Ra, aku lagi bingung dengan perasaanku sendiri, tiba-tiba saja aku sering merindukan seseorang yang tidak lebih dari seorang teman, yang tia-tiba menghilang kenapa ya?’

Lihat selengkapnya