Ayah Anisa mulai cemas dengan keadaan anak perempuan satu-satunya itu, dia tidak pernah berhenti meminta bundanya Anisa untuk terus bertanya siapa teman dekat Anisa.
“Sayang !, katanya Arif anaknya ttante dewi tetangga kita itu, dia suka loh sama kamu, dan katanya dia ingin ketemu sama kamu, bagaimana?”Tanya bunda.
“Anisa gak mau bunda, Arif itu mau nya pacaran dulu baru kalau dah cocok baru nikah, itu maunya dia, makanya Nisa tidak pernah respon dia” Jelas Nisa.
“Tapi apa salahnya pacaran dulu baru nikah, jodoh itu tidak akan turun dari langit , kalau tidak usaha bagaimana bisa dapat, sedangkan usiamu sudah sangat dewasa, nah salah satu usaha itu ya dengan pacaran”
Ucap Ayah menyela pembicaraan anatara Anisa dan bunda.
“Ayah ! Bunda!, kalian tenang saja, insyaallah tanpa pacaranpun Anisa pasti akan menikah, karena jodoh itu datangnya pasti di waktu yang tepat, Allah sudah mengaturnya ”jelas Nisa sambil tersenyum.
Anisa tidak bisa mengabaikan prasaan kedua orang uanya begitu saja, karena sudah tentu mereka ingin sekali melihat Anisa segera menikah dan bahagia.
Walaupun seperti itu Anisa tidak pernah berhenti meminta kepada Allah, karena dia yakin Allah belum menjawab do’anya bukan karena Allah tak mendengarnya hanya saja Allah akan mengabulkan do’anya pasti di waktu yang tepat dan kabar gembira bagi orang-orang yang bersabar, keyakinan itulah yang selalu menguatkan hati dan menambah kesabaranya.
Satu bulan kemudian, Firman meminta ayah, bunda dan Anisa untuk berkumpul diruang tamu, karena ada hal penting yang ingin dia sampaikan.
Semuapun berkumpul di ruang tamu, tapi Firman masih terdiam sambil memperbaiki dduduknya.