Jalan Cinta

Tina Agustiana
Chapter #13

Keujutan

Mendengar kata-kata Nia , Anisa langsung terkejut, dan tak percaya apa iya lelaki yang akan menikahinya hari ini adalah lelaki yang sudah lama dirindukan nya.

Anisapun langsung meminta Nia mengambilkan surat undanganya, dan tertera jelas disana kalau yang akan menikah adalah Arya Adi Wiguna dengan Anisa Meydina, setelah membaca undangan itu jantungnya berdebar hebat, matanya berkaca-kaca seolah anak sungai akan mengalir dipipinya, dia tak sabar ingin segera keluar melihat calon suaminya.

Setelah akad nikah dilaksanakan Anisa dan Arya dipertemukan dihadapan penghulu, sungguh sudah qadar Allah, Anisa tak pernah menyangka kalau dia sudah sah menjadi istri Arya lelaki yang selama ini mengusik malam dan menempati relung hantinya, begitu banyak pertanyaan yang ingin sekali ditanyakan Anisa kepada arya.

Hari itu bunga-bunga bermekaran, kebahagiaan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, air matapun mengalir tak tertahan lagi menyambut sekuntum rindu yang dibawa Arya.

Tak hentinya dia berucap syukur dalam hatinya, kalau bukan karena kuasa Allah hari ini tidak akan terasa begitu indah, memang benar hendaknya selalu berprasangka baik kepada Allah, karena manusia tidak pernah tau bagaimana cara Allah mengabulkan do’a-do’a hambanya lebih indah dari apa yang pernah mereka bayangkan.

Malampun tiba, tamu undangan sudah pada pulang, begitupun keluarganya, tinggalah mereka hanya berdua didalam kamar pengantinya, rasa canggung dan malupun menyelimuti hati mereka berdua, dan saking penasaranya dia langsung bertanya pada Arya, tentang semua yang ingin diketahuinya.

“Maaf sebelumnya, mengapa kamu bisa memilihku untuk menjadi istrimu, apakah ini karena cinta atau ap?”Tanya Anisa

“Kau masih ingat dulu aku pernah bilang, kalau cinta it sederhana, jika cinta maka halalkan, jika tidak mampu maka tinggalkan, dan begitulah yang ku lakukan menghilang darimu karena aku belum mampu menghalalkanmu”jelas Arya dengan senyuman.

“Itu artinya kau mencintaiku?” tanya Anisa dengan penuh rasa penasaran.

“Masihkah engkau ingat tentang puisi yang ku kirim tapi menggunakan nomer lain, itu khusus ku buat untuk perempuan yang selalu ku hadirkan dalam do’aku, selama kurang lebih enam bulan lamanya aku menyimpan rasa rindu itu” Jelas Arya

“Siapakah perempuan yang engkau rindukan itu ?”Tanya anisa dengan hati yang deg degan.

“Siapa Lagi kalau bukan perempuan yang sekarang ada dihadapanku”Jelas Arya dengan senyuman yang memperlihatkan lesung pipitnya.

Lihat selengkapnya