Jalan Keluar

Oleh: Magwa Hanggara

Blurb

"Ga, lu, gua, dan semua orang di seluruh dunia ini enggak pernah minta dilahirin. Kita ini ibaratnya prajurit yang dilempar gitu aja ke medan perang tanpa persetujuan kita. Nah, lu sebagai prajurit, suka enggak suka, harus mau bertempur buat meraih mimpi lu. Bertempur tanpa dibayang-bayangin hasil dan pamrih. Jadi, lu bisa bertempur dengan tenang dan ikhlas. Kalaupun lu gagal meraih mimpi-mimpi lu, atau lu keburu gugur sebelum meraihnya atau mampus, hidup lu enggak sia-sia. Lu tetap pantes dihormati karena kegigihan sama keberanian lu. Lu adalah prajurit yang hebat karena usaha lu, bukan karena hasil. Jangan mati sia-sia sebagai pengecut di medan perang ini, Ga, jangan."

(Laksita Dewanti Swastika)

Airlangga selalu merasa bahwa hidupnya adalah rangkaian kegagalan. Cintanya yang tidak kunjung terbalas selama bertahun-tahun kepada Kirani, mimpinya menjadi penulis yang selalu terbentur rasa kurang percaya diri, semuanya. Di saat itulah muncul sesosok perempuan dalam kehidupannya, Laksita. Lewat mata Laksitalah, Airlangga akhirnya melihat dunia dengan lebih tenang dan bijaksana . . .

Catatan: kisah di novel ini hanya fiktif belaka.




Lihat selengkapnya