Jalan Masih Panjang

Nona Adilau
Chapter #2

2. Arosa yang Mendapat Kejutan

“Kak Ros! Kak Ros! Kakak kenapa?” Suara itu terdengar di sekelilingku, tapi terasa jauh.

Semakin lama, suara itu semakin jelas. Aku tersentak mendengar suara yang memanggil namaku dari kamar sebelah. Berusaha membuka mata yang masih terlalu berat dan menyesuaikan dengan cahaya lampu---aku sudah terbiasa tidur dengan lampu menyala.

“Aku kenapa, Hel?” Aku balik bertanya dengan suara parau.

“Kakak teriak-teriak minta tolong. Mimpi buruk lagi ya?” desak Helda.

Aku sudah 3 tahun bertetangga kamar dengannya. Dia paling tau kebiasaanku satu tahun terakhir ini, yaitu mengigau pada malam hari tiap kali bermimpi buruk. Aku meringis sekaligus malu dengan kebiasaan ini. Untung Helda anaknya baik, tidak pernah komplain.

“Maaf ya, mengganggu kamu.”Aku mengangkat tubuh lalu menyandarkan punggung di kepala tempat tidur.

“Gak apa-apa kali, Kak,” jawabnya santai.

Setelah itu tidak ada lagi pembicaraan di antara kami berdua. Aku mengambil ponsel yang ada di dekat bantal untuk melihat jam. Waktu menunjukan pukul 23.00. Ternyata aku baru tidur selama satu jam.

Aku membuka aplikasi chatting dan mencari nama kontak Angkasa.

[Hai, kamu sedang apa?]

Seperti biasa, tanda di kotak pesan menunjukkan centang satu, tetapi aku terus mengetikan pesan.

[Hari ini aku mimpi buruk lagi, tapi kali ini mimpinya udah naik level. Biasanya mimpi Pak Ruslan hanya marah-marah, tapi tadi dia mukul aku di kafe. Malu banget dipukul di depan umum.]

[Angka, kalau aku ketik gini, kamu marah gak ya?]

Aku menggigit kuku. Takut-takut aku mengirimkan pesan untuknya. 

[Aku udah gak sanggup lagi lanjutkan skripsi. Rasanya 1000 kali lebih berat dari sebelumnya. Maaf, ya. Kalau nanti aku mengecewakan kamu.]

Pesan tetap centang satu dan seterusnya akan tetap centang satu. Aku mendengkus pelan, kemudian merebahkan tubuh kembali ke tempat tidur dan berusaha melanjutkan tidur sambil kembali mengingat kebersamaanku dengan Angkasa---sahabat satu-satunya yang aku punya. 

Lihat selengkapnya