Ardian Pradipta tumbuh di bawah naungan keluarga Pradipta, sebuah nama besar yang dihormati di kota kecil tempat mereka tinggal. Rumah besar bergaya kolonial dengan taman yang terawat rapi menjadi simbol kejayaan keluarganya. Sebagai anak sulung dari tiga bersaudara, sejak kecil Ardian diajarkan bahwa dirinya adalah penerus takhta keluarga. Setiap langkahnya diatur, setiap keputusan diawasi. Beban nama besar itu terasa begitu berat di pundaknya.
Antonius Pradipta, sang ayah, adalah pria dengan prinsip kuat. Ia memulai segalanya dari nol, membangun bisnis properti yang kini merajai pasar di kota dan beberapa daerah sekitarnya. Di balik kesuksesan itu, Ayah Ardian menyimpan ekspektasi besar pada Ardian. Baginya, Ardian adalah warisan masa depan. "Dunia ini keras, Ardian. Jika kau tidak kuat, kau akan dihancurkan," adalah nasihat yang sering didengar Ardian sejak kecil. Namun, di balik ketegasan itu, ada kasih sayang tersembunyi yang jarang ditunjukkan.
Ibunya, Maria, adalah sisi lain dari ayahnya. Seorang wanita lembut, anggun, dan penuh kasih. Ia selalu menjaga keharmonisan keluarga dan reputasi mereka di mata masyarakat. Baginya, menjaga nama baik keluarga adalah sebuah kewajiban. Maria selalu ingin yang terbaik untuk Ardian, meskipun kadang caranya terasa menekan. Ia sering mengingatkan Ardian tentang pentingnya menikah dengan wanita yang sepadan, melanjutkan garis keturunan dengan kebanggaan yang sama.
Namun, di balik semua itu, Ardian merasa terkungkung. Ia seperti burung dalam sangkar emas, terbang bebas hanya dalam imajinasi. Sejak kecil, ia merasakan panggilan yang berbeda. Setiap kali ia mengunjungi kapel kecil di dekat rumah, hatinya terasa tenang. Ia menemukan sesuatu yang tak pernah ia dapatkan di rumah besar mereka: kedamaian sejati.
Malam di Keluarga Pradipta
Suasana makan malam di keluarga Pradipta selalu formal. Meja panjang dengan lilin-lilin mahal, hidangan mewah tersaji rapi. Namun, kehangatan sering kali terasa absen. Ardian duduk di ujung meja, berhadapan langsung dengan ayahnya. Adrianus dan Angela, adik-adiknya, hanya sesekali pulang ke rumah, dan malam ini mereka absen seperti biasa.