Jalan Menuju Terang

Michael Rully
Chapter #12

Keputusan yang Tak Terelakkan

Malam itu, setelah makan malam yang cukup sunyi, Ayah Ardian meninggalkan ruang makan lebih awal. Ia tampak tergesa-gesa, seperti ada sesuatu yang sedang mengganggu pikirannya. Tidak lama setelah itu, terdengar langkah kaki yang berat menuju kamar tidur mereka. Ibu Ardian yang sedang merapikan meja makan menatap suaminya dengan penuh perhatian. Ia tahu betul bahwa hari ini ada pembicaraan penting yang baru saja terjadi antara ayah dan Ardian. Meskipun tidak tahu pasti apa yang dibicarakan, Ibu Ardian sudah bisa merasakan ketegangan yang ada di rumah mereka.

"Sayang, kita perlu bicara," kata Ayah Ardian begitu memasuki kamar tidur dan menutup pintu dengan pelan.

Ibu Ardian menoleh, meletakkan peralatan makan di atas meja, dan duduk di tempat tidur, menunggu suaminya berbicara lebih lanjut. Wajah Ayah Ardian tampak lebih serius dari biasanya, bahkan sedikit gelisah.

"Ada apa, kamu tampak terganggu?" tanya Ibu Ardian, mencoba membaca ekspresi suaminya.

Ayahnya menghela napas dalam, lalu duduk di tepi tempat tidur. "Aku baru saja berbicara dengan Ardian. Aku sudah menjelaskan semua rencanaku untuk masa depan bisnis kita, dan dia… dia tidak menunjukkan antusiasme seperti yang aku harapkan."

Ibu Ardian mengerutkan kening, lalu berkata dengan lembut, "Apa yang dia katakan?"

"Ada sesuatu yang mengganggunanku. Dia hanya bilang akan berpikir lebih lanjut, tidak memberi keputusan yang jelas. Tapi aku bisa merasakannya—dia tidak tertarik pada bisnis ini. Dia tidak sebersemangat dulu."

Ibu Ardian terdiam sejenak. "Mungkin dia hanya merasa tertekan dengan harapan kita. Kita terlalu fokus pada masa depan bisnis keluarga ini, padahal dia juga punya impian sendiri."

Lihat selengkapnya