“Kalian bisa mengumpulkan makalah ini seminggu lagi. Apakah ada pertanyaan?” tanya Tuan Khan, pengajar Farmakologi, saat selesai menjelaskan tugas makalah yang harus kami kerjakan sebagai syarat ujian.
Tom mengangkat tangannya. Sudah beberapa minggu setelah kejadian itu, luka kami bertiga berangsur membaik. Aku masih ingat bagaimana pengajar hari berikutnya, Tuan Xie–pengajar teori roh–memasuki kelas dengan wajah panik karena perban yang melekat di tubuh kami bertiga. Kalau dipikir-pikir, kami seperti tiga sekawan yang kompak sekali mengenakan perban karena terluka bersama.
Saat itu, sudah dipastikan aku dan Tom tertawa karena keadaan ini. Dan Lim, hari itu, pertama kali aku melihatnya ikut tertawa lepas. Membuat wajah tampan di kulit pucatnya terlihat lebih ‘hidup’.
“Tom?”
“Tuan Khan, apakah tidak ada keringanan untuk tenggat pengumpulannya? Tidak bisa dikumpulkan beberapa hari sebelum ujian?” tanyanya.
Tuan Khan terkekeh. “Tidak bisa, Tom. Kalau kau tidak bisa mengumpulkannya tepat waktu, ucapkan selamat tinggal pada nilaimu,” jawab Tuan Khan, “Lebih baik kalian mengumpulkan tugas walau tidak sempurna, daripada berpegang teguh dengan kesempurnaan tapi tidak bisa mengumpulkannya.”
Tuan Khan terlampau sering mengatakan itu. Sebenarnya itu bagus, karena itu membantuku untuk tidak terpaku pada membuat ‘tugas yang sempurna’.
Karena tidak ada tugas yang sempurna.
“Baik, Anak-anak. Apa ada pertanyaan lagi?” tanya beliau lagi.
Kami menggeleng. “Tidak ada, Tuan Khan,” jawabku.
“Kalau begitu, kelas hari ini selesai. Semangat mengerjakan tugasnya, Anak-anak! Selamat siang…” tutup Tuan Khan, yang segera kami jawab dengan ‘selamat siang’ yang tidak bersemangat.
Kling!
Ada notifikasi muncul di tablet kami bertiga. Aku segera membaca isinya dan mendengus pelan saat tugas lain muncul di sana.
Kelas berikutnya seharusnya adalah kelas Tuan Xie, tapi beliau tidak bisa datang hari ini dan hanya mengirimkan hologram video mengajarnya pada kami. Tunggu, bukan itu bagian buruknya. Kami harus membuat rangkuman, itu tugas yang tertera.
Astaga, tugas satu belum dikerjakan, tapi tugas lain datang menambah beban.
Aku bisa mendengar seruan lelah dari Tom dan Lim di sebelah kananku. Bagaimanapun juga, akan lebih baik kalau kami bisa mendengar penjelasan materi dari Tuan Xie sendiri. Penjelasan beliau selalu menyenangkan. Kelas teori roh Tuan Xie lebih seperti kelas animalia karena Tuan Xie banyak menjelaskan tentang kemampuan hewan secara teori.