Dari hari ke hari huhungan Naya dengan Kenan kian membaik. Naya pun kini lebih membuka diri kepada Kenan. Ia mulai percaya atas perasaan Kenan kepadanya. Kenan memperlakukan Naya dengan sangat baik, bahkan kini Kenan pun tidak sembarangan menyentuh Naya.
***
Hari ini adalah hari minggu, seperti biasanya Naya lari pagi mengelilingi kompleks rumahnya.
"Sstt cewek" goda seseorang dari belakang Naya.
Naya tidak menghiraukan ucapan pria itu, ia menambah cepat larinya agar segera tiba di rumahnya.
Pria itu malah mendahului Naya, dan Naya memukul pria itu karena terkejut dengan keberadaannya yang kini, sudah ada tepat di hadapannya.
"Aw sakit Nay" rintih Kenan.
"Ya Allah Kenan, maafin aku ya, tadi aku kaget banget" ujar Naya merasa bersalah.
"Iya ga apa-apa. Nanti kamu siaran jam berapa Nay?"
"Habis ashar"
"Pulangnya jam berapa?"
"Habis maghrib Nan"
"Nanti pulangnya makan malam di luar yuk"
"Ya udah ayo"
"Sip, ya udah yuk aku anter pulang"
"Ya elah, cuma satu belokan lagi juga nyampe"
"Bodo, pokoknya aku mau nganterin kamu"
"Terserah kamu deh" ujar Naya.
Naya pun melanjutkan lari paginya itu, hingga ia pun tiba di depan rumahnya.
"Udah sana balik" usir Naya kepada Kenan.
"Kamu ngusir aku?" tanya Kenan sambil memasang wajah pura-pura sedih.
"Sok imut lo" ujar Naya sambil tertawa.
Mereka tertawa bersama.
"Ya udah aku pulang dulu ya" pamit Kenan.
"Iya gih sana"
"Kamu mandi yang bersih ya, biar ga bau lagi" ledek Kenan.
Kenan pun lari dari rumah Naya.
"Huu.. Dasar rese lo" teriak Naya.
"Dasar Kenan" gumam Naya sambil tertawa.
***
"Beb aku depan rumah" pesan Kenan.
"Idih alay banget sih ini anak" gumam Naya.
Naya menghampiri kamar Rayhan untuk pamit.
"Dek, Kakak siaran dulu ya" ujar Naya.
"Iya, hati-hati Kak"
"Kalau kamu laper nanti masak mie dulu aja ya, kaya nya sih bentar lagi Mama pulang"
"Iya Kak"