Hari Naya kini berubah menjadi, sebuah hari yang begitu hampa.
Sudah satu bulan Kenan meninggalkan kota kembang.
Seperti biasanya Kenan mulai sulit dihubungi.
Naya memakluminya, mungkin Kenan memang sedang sibuk dengan pekerjaannya.
Naya mulai paham dengan pekerjaan Kenan.
Setiap harinya Kenan hanya membalas pesan Naya, di setiap pagi dan malam hari saja. Ya, setiap pagi pada saat dia belum berangkat kerja, dan malamnya setelah ia pulang bekerja.
Sudah satu bulan, Naya melalui itu semua. Terkadang Naya kesal terhadap sikap Kenan. Tapi Naya pun tidak ingin bersikap kekanak-kanakan. Baginya marah karena seseorang telat membalas pesannya, sungguh tidak etis. Lagipula Naya bukan remaja belasan tahun lagi, ia harus belajar dewasa untuk menyikapi setiap hal yang ia alami.
***
Seperti biasanya Naya melaksanakan salat istikharah, dan juga salat tahajud.
Entah kenapa perasaan Naya kembali dilanda resah. Perasaannya sungguh tidak tenang.
Naya berusaha untuk salat dengan khusyuk. Ia salat dan mengaji untuk menenangkan jiwanya.
Selama salat, wajah Dirga selalu terngiang-ngiang di benaknya. Naya pun bingung dengan maksud bayang-bayang dari Dirga tersebut.
Naya hanya berfikir jika ia hanya sedang kepikiran saja tentang pekerjaannya. Ia tidak ingin berfikir yang macam-macam.
Setelah melaksanakan salat subuh, Naya membersihkan rumahnya terlebih dahulu, lalu memasak sarapan untuknya dan untuk Mamanya.
Akhir-akhir ini Naya sedang senang belajar masak. Kadang makanan hasil masakannya itu, ia bawa ke kantornya, dan dibagikan kepada teman-teman kantornya.
"Wah kaya nya enak nih roti bakarnya" ujar Mama senang.
"Ayo Ma sarapan" ajak Naya.
Mereka pun sarapan bersama.
"Nay, kan besok Mama berangkat karwis, nanti kalau kamu mau makan mah, Mama udah sediain di kulkas ya. Kamu tinggal masak aja ya" ujar Mama.
"Iya siap Ma"
"Ai sekarang kamu pulang jam berapa?"
"Siang Ma, soalnya aku ada siarannya magrib. Jadi nanti aku pulang dulu ke rumah"
"Oh gitu, Mama mau minta tolong atuh ya Nay"
"Minta tolong apa?"
"Tolong beliin makanan buat Mama bawa ya, nanti Mama WA ke kamu, apa aja yang harus dibelinya"