Lenguhan panjang yang sesekali terdengar disertai erangan terus mengiringi pria yang sedang memangku istrinya. Melihat dirinya yang tampak kesulitan berjalan menanjak, aku pun bergegas membantunya.
Beruntung, perempuan itu tak lagi berontak, ia mau turun dari pangkuan suaminya dan dibopong oleh kami berdua berjalan menanjak. Sepertinya dia sudah kelelahan. Perlahan-lahan, kami membawanya hingga pos 5.
"Terima kasih, Bang," ucap pria itu setelah kami berhasil membaringkan istrinya di dalam tenda.
Aku berjalan menghampiri tas keril yang sempat kujatuhkan saat akan mengejar dan duduk di atasnya. Lalu kuhela napas berat sembari memandang ke arah pria itu yang juga terlihat resah. Kini aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan, Semua bergerombol dalam pikiran.
Apakah aku harus membantu pria itu mengurus istrinya yang masih dalam keadaan tak sadarkan diri karena kesurupan? Apakah aku harus mengejar pendaki berjaket merah itu karena kecurigaanku dan melaporkannya ke petugas? Atau apakah aku harus menyusul kedua youtuber itu yang entah sudah berada di mana?
Tentang Bang Deden dan Bang Alif, kedua pria itu mungkin akan kembali begitu menyadari bahwa aku tidak ada bersama mereka mengikuti dari belakang. Karena perjalanan melalui jalur ilegal itu adalah atas keinginanku. Jadi mustahil jika mereka tidak kembali.
Aku pun memutuskan untuk tetap berada di pos tujuh sampai pria pulih dari keresahan, dan istrinya pulih dari ketidaksadarannya akibat kerasukan. Juga menunggu kedua youtuber itu kembali ke pos 5. Namun, setelah siang menjelang sore kondisi belum juga membaik.
•••••
Jam di ponsel menunjukkan hampir pukul 3 sore ketika satu rombongan pendaki datang ke area perkemahan. Kalau dilihat dari wajah-wajah mereka yang muda, mungkin mereka adalah anak-anak kuliahan.
Aku sedikit lega atas kedatangan mereka sebab mungkin mereka bisa membantu pria itu dan istrinya, sementara aku akan turun gunung untuk melaporkan bahwa ada yang kesurupan, juga mungkin melaporkan kecurigaan diriku pada pendaki berjaket merah itu.
Mereka terlihat datang dalam jumlah banyak. Ada 9 orang aku hitung, terdiri dari lelaki dan perempuan. Mereka kemudian beranjak duduk-duduk beristirahat dan sepertinya akan menggelar lapak tenda di pos 5. Kemudian aku hampiri salah satu dari mereka. Ada seorang lelaki yang sepertinya ketua rombongan.
Tanpa basa-basi aku pun bertanya, " Bang, apa kamu melihat pendaki berjaket merah turun tadi siang?"