JALUR ILEGAL

Hendra Wiguna
Chapter #14

Video Penelusuran Dua YouTuber

Sayup terdengar suara sirine di antara riuh obrolan orang-orang. Aku tidak tahu persis sedang di mana waktu itu. Pandanganku samar-samar. Sesekali terdengar pula teriakan-teriakan seperti layaknya sedang melakukan evakuasi. Dan yang aku lihat saat mencoba membuka mataku hanyalah langit gelap

Aku merasakan tubuhku yang lemah bergoyang-goyang seperti sedang berada di atas tandu. Aku tidak ingat betul, tetapi aku yakin jika orang-orang sedang membawaku ke dalam mobil ambulance. Sempat aku membuka mata kembali dan menengok kerumunan warga. Ramai sekali saat itu, beberapa pendaki pun terlihat sedang dievakuasi. Selain petugas keamanan gunung, petugas rumah sakit dan polisi pun tampak berada di sana.

Kemudian, sekelebat ingatan seketika muncul di dalam pikiran. Sebelum tak sadarkan diri, aku sempat melihat sosok Angga dengan wajah pucat dan tampak sedih. Iya, Angga! Aku tak salah lihat! Aku melihat dia berdiri di balik semak-semak di antara rintik hujan dan kabut tipis. Dia menatapku dengan wajah sedih.

Di mana kamu berada, Angga? Apa kau benar-benar sudah mati? Jika kau memang ingin menghantuiku, kenapa kau tak muncul saja dan katakan di mana keberadaan jasadmu? Bukankah itu yang kau inginkan dariku?

Ketika dimasukkan ke dalam mobil ambulance, aku kembali menengok ke arah kerumunan dan melihat sosok pria bergamis hitam dan ikat kepala batik berdiri di antara warga-warga tersenyum padaku sebelum pintu mobil tertutup rapat.


•••••


Dua hari sudah aku dirawat di salah satu rumah sakit Majalengka. Tubuhku masih lemah meski untuk sekedar berjalan. Entah apa yang terjadi di malam itu ketika aku tak sadarkan diri.

Aku mendengar di luar bangsal sana terdapat banyak orang-orang. Kata kakak perempuanku yang merawat, mereka adalah orang-orang yang ingin bertemu denganku untuk mempertanyakan apa yang terjadi padaku. Aku berasumsi bahwa mungkin mereka adalah para pencari berita.

Sehari setelah malam kejadian itu, sudah banyak berita tentang terjadinya kesurupan masal di Gunung Ciremai. Berita itu beredar di kanal YouTube dan media-media lainnya. Salah satu dari berita itu adalah tentang pendaki berjaket merah itu, dia telah ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan sahabatnya sendiri yang mayatnya dia buang di Gunung Ciremai.

Banyak orang mengaitkannya dengan kejadian kesurupan masal itu. Narasi-narasi tentang hal-hal mistis di Gunung yang sedari dulu terkenal dengan keangkerannya tersiar di banyak portal berita baik cetak maupun online. Aku yang berada di sana pun masih terkejut dengan apa yang terjadi.

"Hei, kau sudah bangun." Tiba-tiba saja Kakak perempuanku datang dengan membawa sebungkus makanan. "Nih, makan dulu, Dan." Lalu dia menyodorkan satu mangkuk bubur ayam untukku. "Oh, iya, Dan. Tadi pagi ada dua orang polisi datang ke sini."

"Polisi?"

"Iya, dia ngasih surat, tuh suratnya ada di meja."

"Surat apa?"

"Belum Kakak buka. Tapi polis itu bilang kamu bakal jadi saksi. Minggu depan kamu diminta datang ke kantor polisi untuk jadi saksi."

"Oh. Baiklah," sahutku.

Lihat selengkapnya