Tampak dari luar berdiri bangunan rumah tua bergaya arsistektur peninggalan jaman Belanda. Semua di baluti cat warna putih bercampur kusam, lampu penerangan samar masih terlihat menyalah dari satu jendela. Hanya gelap menyelimuti selasar halaman rumah terbalut kabut malam pekat beratap langit gelap tidak berbintang dan tidak bersinar bulan.
Tersamar dalam gelap di atas genteng berpayung gelap langit, bertaburan jutaan bintang sedikit sinaran rembulan malam. Bayangan putih merangkak berjalan, sebentar melompat seperti katak lalu berhenti tepatnya di tengah atap genteng rumah.
Semakin dekat jelas terlihat, berwajah seram, bergigi hitam melingkar lengkungan bibir pucat sisi kanan kirinya terbelah. Dua matanya melotot seraya dua biji matanya akan lompat berbalut kelopak mata hitam. Rambutnya tergerai bergerak-gerak seraya megar.
Sosok arwah gadis masih lengkap dengan seragam putih abu-abu sekolah SMA Persada Bangsa. Arwah Ayu berdiri perlahan melirik sinar rembulan malam cepat menepi di selimuti awan pekat malam seakan takut melihat seramnya wajah arwah Ayu.
"Krek, krek ..." suara leher di gerakan kiri kanan lalu berputar 160°. Berputar-putar tubuhnya sekitar 2 kali, lalu seketika terbang dan melompat dari atas genteng dan membungkuk melompat seperti katak sesaat terdiam di depan selasar halaman rumah.
Perlahan arwah Ayu berdiri perhatikan tampak depan rumah, hanya hening dan sepi. Terdengar sayup-sayup suara tangisan terbalut rindu dari dalam kamar, jendelanya masih menyalah terang cahaya lampu samar.
"Yu, di mana kamu? Bunda rindu kamu, Yu," makin terdengar sayup terbalut suara Nabila, Bundanya Ayu terbungkus dalam kesedihan makin jelas terdengar saat arwah Ayu makin mendekati pintu utama.
"Kreeek ..." suara pintu ringkih terbuka sendiri saat arwah Ayu berdiri di depan pintu kamar. Arwah Ayu lalu masuk terlihat dari belakang seragam kusam kotor bercampur darah.
Arwah Ayu berhenti, sontak pintu tertutup sendiri. "Brakk"
Masih terjaga Nabila dari tidurnya, dua mata lentiknya makin tidak bisa menahan kerinduan terbungkus kesedihan. Paras wajahnya masih cantik, walau umurnya sudah mendekati 50 thn. Ruangan kamar yang sederhana, tidak banyak di penuhi perabotan mewah. Hanya terlihat meja rias bercermin bulat dan kursi, dipan ukuran besar lengkap dengan kasur serta bantalnya dan lemari pakaian bercermin panjang segi panjang.