Jamur Janjang Jingga

Heri Haliling
Chapter #10

Manusia Boneka


Bunyi burung baburak dan cabak mengeruak mewarnai langit jingga di sekitar pabrik perusahaan K.S. Sejahtera. Terlihat dari kaca bagian dalam dengan harga tak cukup mahal di sebuah ruang kantor berarsitektur klasik, Pak Robi sedang mengamati banyak anak buahnya yang pulang. Mayoritas pekerja yang pulang ke rumah merupakan pekerja lepas atau lebih ke pemanen di lapangan. Pekerja dari dalam juga ada sebenarnya yang terlihat pulang istirahat. Bedanya pekerja yang di dalam akan ganti shiff untuk menjaga pengolahan biji sawit sampai pada tingkat produksi.

Pak Robi menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya mantap. Ia bangga dengan pencapaiannya sekarang. Sikap disiplin, ulet, dan abaikan sekitar menurutnya adalah hal yang melatatbelakangi dirinya sehingga posisi manager ini berhasil ia peroleh.

Pak Robi menyungging senyum sesaat ketika terdengar dari luar suara seorang perempuan memanggilnya.

"Masuk!!" kata Pak Robi dengan membenarkan kerah baju lalu duduk pada suatu kursi.

Terlihat seorang perempuan terpaut 5 tahun lebih tua Pak Robi. Perempuan itu Bu Sardah, Askep bidang manajemen operational yang berlingkup pada strategi marketing pemasaran minyak kelapa sawit.

"Ada hal yang hendak kau sampaikan?"

Bu Sardah duduk anteng sambil mengeluarkan sebuah amplop.

"Tadi siang seorang mengantarkan undangan ini untuk Bapak"

Pak Robi yang melihat putaran jarum jamnya dengan sepele menukas,

"Ooh. Ku kira apa? Lain kali saja. Kecuali itu datang dari kolega"

"Itu undangan dari Desa Jelai dan Rengkat, Pak. Seminggu lagi akan ada ritual tolak bala di sana"

Pak Robi menekuk bibirnya sambil manggut.

"Menarik. Mereka adakan ritual tolak bala ya. Apa kemungkinam rencana kita sudah mereka dengar?"

Bu Sardah memandang lantai kantor dengan keramik motif kembang itu.

"Kurang tahu, Pak."

"Aku akan manfaatkan momen itu. Oh ya, ngomong-omong, bagaimana situasi di bagianmu? Apakah terkendali?"

"Sepertinya cukup terkendali, Pak. Bagian lapangan sebelah barat selalu memanen sesuai arahan atau petunjuk yang ditandakan pada batang pohon sawit. Tim bagian kami juga merawat pohon sawit itu hingga menjulang tinggi dan begitu ranum juga lebat."

Pak Robi bertepuk tangan.

Lihat selengkapnya