Janda Cerai Mati

Via Vandella
Chapter #18

Bab 18. Akhir Kisah Kita

Yunita melenggang dengan langkah kaki ringan, sama sekali tidak menyadari kalau Melia tengah bersiap membuatnya terjatuh.

Di dalam hati, Melia menghitung langkah Yunita. 'Satu dua tiga!'

Tepat di saat bayangan Yunita hampir berada di sampingnya, Melia mengulurkan kaki lebih lebar lagi.

"Yunita!" panggil Afia dari teras sana.

Gadis itu dapat melihat jelas niat buruk Melia, hingga dengan sengaja Afia mengagalkannya.

Seketika Yunita berhenti melangkah dan menoleh pada Afia. "Iya, Fi?"

Melia langsung menatap Afia dengan tatapan permusuhan, tapi gadis yang ditatap tidak perduli. Afia merasa sayang pada Raina, ia tidak tega jika anak sekecil itu jatuh gara-gara tingkah kekanak-kanakan Melia.

"Ehhh, sebentar, aku ikut!" Afia berlari ke arah Yunita dan Melia yang hampir sampai di pagar.

Di depan pagar, Mustofa menunggu Yunita dengan sabar. Yunita masih berjarak beberapa langkah lagi darinya.

Yunita kembali melangkah beriringan dengan Afia dan juga Melia, mereka melangkah bertiga layaknya sahabat baik.

"Ada apa, Pak? Nggak jualan?" tanya Yunita ramah seperti biasa.

Mustofa menggeleng. "Bapak libur, kurang enak badan tadi!"

Memang begitulah keadaan Mustofa, semenjak tidak bisa menghubungi Juan dengan leluasa badannya sering kali meriang.

"Sekarang sudah sehat?" tanya Yunita kembali berbasa-basi.

"Alhamdulillah sudah sehat kok! Hmm itu tadi Juan nanya kabar Nak Yunita. Jadi, ya bapak singgah sebentar nanyain kabar Nak Yunita." Mustofa tersenyum lebar setelah mengucapkan itu, hingga semua giginya yang ompong sampai terlihat jelas.

Hanya sesederhana itu, tapi berhasil membuat semburat merah di pipi Yunita. Wanita itu merasa spesial sebab Mustofa bela-belain menunggu di depan pagar hanya untuk menanyakan kabarnya saja.

"Aku baik, Pak. Semoga Juan juga baik!" sambut Yunita dengan malu-malu.

"Segera sukses buat Juan ya, Pak. Biar Juan bisa menikah dengan Yunita segera." Afia menambahkan jawaban Yunita tadi, gadis itu begitu antusias. Berbanding terbalik dengan Melia yang kini wajahnya semakin masam.

Mustofa dan Yunita tersenyum, sama-sama memiliki harapan yang sama tentang kesuksesan Juan.

Interaksi antara Yunita dan Mustofa yang sudah lebih akrab, berhasil membuat hati Melia semakin terasa panas.

Tanpa angin atau hujan, tiba-tiba saja gadis itu menghentakkan kaki dan meninggalkan rumah Yunita begitu saja.

"Kenapa dia?" tanya Afia yang heran dengan tingkah Melia.

Yunita yang tidak tahu apa pun, hanya bisa merespon pertanyaan Afia dengan gelengan.

Tak lama, Mustofa pamit meninggalkan rumah Yunita. Pria paruh baya itu merasa senang setelah bicara dengan Yunita seakan bisa mengobati rasa rindunya pada Juan.

"Bapak pulang dulu, assalamualaikum," pamit Mustofa.

"Waalaikumussalam," jawab Yunita dan Afia kompak.

Afia menyenggol sedikit bahu Yunita untuk menggoda sahabatnya itu.

"Rupanya calon mertua bela-belain datang cuma buat nanyain kabar. Bapak sama anak so sweet banget, romantisnya," gerundel Afia setelah motor butut Mustofa berlalu.

"Mending kau sama Pak Mustofa nggak sih? Bang Frans mana bisa romantis begitu," ledek Yunita yang kini sudah berjalan menuju rumahnya kembali.

Sementara Melia pulang dengan berjalan kaki. Sepanjang jalan gadis itu hanya merutuk tidak jelas.

Tanpa sadar Melia sampai di jalan yang cukup sepi. Ada kedai kecil di pinggir jalan di bawah pohon duku.

Lihat selengkapnya