Jangan Ganggu Mbah Kung di Bulan Oktober

Ferry Herlambang
Chapter #17

Bab 15. Akhir Cerita Mbah Kung

Perkutut Mbah Kung berkicau berulang-ulang tepat setelah Mbah Kung selesai bercerita. Kopi di cangkir kami telah tandas, demikian pula isi teko.

“Kau ngantuk, Le?” tanya Mbah Kung. Aku menggeleng.

Hampir tengah malam. Seperti biasa, mendengarkan cerita Mbah Kung membuat kami lupa waktu. Wajah Mbah Kung terlihat lelah sekaligus senang. Uti telah selesai dengan sulamannya, entah kapan aku tak memperhatikan, tenggelam oleh cerita Mbah Kung.

“Sekarang kamu tahu sejarah keluarga kita, Le” kata Mbah Kung.

“Apa yang terjadi dengan buyut Sidrap, Kung?” tanyaku penasaran.

“Oh ya, aku lupa memberitahumu akhir penting sejarah keluarga kita,” seru Mbah Kung. Beliau menyesap sisa kopinya, wajah lelahnya mendadak hilang, menemukan bahan untuk melanjutkan cerita. Aku mengikuti Mbah kung, menyeruput sisa kopiku sambil menunggu.

“Buyut Sidrap tak ada kabar lagi, Le. Beliau mungkin telah syahid, gugur ketika menahan laju Belanda dan prajurit Kepatihan yang memburu para pelarian.”

“Mereka memburu rombongan Buyut Lasmi dan Buyut Ratri yang sedang melarikan diri?” tanyaku.

Lihat selengkapnya