Bandung, Juni 2015
Hari kelulusan tiba. Kami berenam mengabadikan sebuah foto dengan seragam wisuda kami. Perasaanku atas cepatnya waktu berjalan tiba-tiba bermunculan. Momen dan ingatan kayak baru kemarin-kayak baru kemarin lainnya tiba-tiba singgah. Sebentar lagi, kami berenam akan menapaki kehidupan masing-masing di dunia perkuliahan.
Senyum kami tersungging lebar hari itu, meski sebetulnya hati kami bersedih, perpisahan telah sempurna tiba di depan mata. Wulan akan merantau ke Jogjakarta. Aku, Leon, Bang Sanca dan Catur berkuliah di kampus swasta ternama di Kota Bandung. Kampus yang diketahui bahwa rektornya adalah ayah kandung Catur. Bukan main kami kaget mengetahui itu, pasalnya Catur adalah orang yang cenderung tertutup soal keluarganya. Tomo mendadak memiliki permasalahan finansial, ayahnya terdampak PHK massal, Catur berulang kali menawarkan bantuan finansial, namun selalu ditolak olehnya. Baginya, tidak pantas berhutang untuk kebutuhan pendidikan, ia akhirnya membuka usaha service barang-barang elektronik bersama dengan ayahnya.
Sisanya, lima dari kami melanjutkan jenjang sarjana dengan fokus studi masing-masing. Wulan diterima di prodi sastra inggris, Leon di desain grafis, sementara Catur dan Bang Sanca mengambil prodi manajemen, keduanya memang terbukti nggak terpisahkan, sejak enam tahun lamanya. Aku sendiri mengambil prodi psikologi. Aku sangat suka mempelajari perilaku manusia, aku suka mendengar, aku suka isu psikologis.
Aku selalu berdoa, apapun jalan yang masing-masing telah kami pilih, semoga bisa membawa kami kepada kesuksesan di masa depan. Aamiin.
Catur POV