Jangan Jatuh Terlalu Dalam

kingsleigh
Chapter #9

Bagian 8: Kamu Hebat, Gita

Bandung, Agustus 2016

Dua bulan setelah kasus pelecehan yang menimpa Wulan usai, entah kebetulan atau memang agaknya adalah kesengajaan jalan cerita dalam lingkaran pertemanan kami yang digariskan, Gita, pacar Leon yang selama ini tidak pernah dikenalkannya secara resmi kepadaku dan teman-teman lain mendadak menghubungiku secara personal. Sebelum ini, aku hanya mengenalnya dari nama, bukan secara individu.

Hari ini, Gita mengungkap suatu hal yang bagiku, sungguh sulit untuk dipercaya. Gita menceritakan hubungannya dengan Leon, dan hal-hal serta tragedi yang terjadi di antara keduanya, hal-hal yang tidak pernah sekali pun dikehendaki Gita, namun ia tidak kuasa memberikan penolakan, hal-hal yang terjadi bertahun-tahun lamanya, dan Gita tidak memiliki keberanian untuk bicara karena ancaman yang membuatnya bungkam seorang diri hingga akhirnya hari ini ia mampu memutuskan untuk mengungkapnya, dan hanya padaku seorang dia berani menguraikan semuanya satu per satu.

           Aku merasa bukan kuasaku seorang untuk menangani persoalan Gita dan Leon yang harus melibatkan kami sebagai sahabatnya. Maka melalui persetujuan Gita, aku mengajaknya ke rumah dan melibatkan Bang Sanca dan Catur untuk memikirkan solusi secara bersama sehingga kami dapat memberikan jalan keluar yang baik bagi keduanya.

Angel POV

Melalui kontak secara personal di media sosial, Kinan membuat janji pertemuan dengan Gita di luar area kampus, tepatnya di sebuah kedai kopi yang cukup sepi lantaran hari masih terang-terangnya. Gita datang 10 menit lebih dahulu. Sepinya tempat itu membuat Kinan dengan mudah mengenali wajah Gita yang kemudian melambaikan tangan seolah memberi petunjuk.

“Hai, Gita, kan?” Tanya Kinan memastikan lagi sebelum ia duduk.

“Eh, iya, Kak. Aku Gita.”

Setelah memastikan, Kinan lalu duduk dan mengulurkan tangannya mengajak Gita berkenalan secara lebih hangat, “By the way, untuk meresmikan pertemuan pertama kita, aku Kinan.”

Gita tersenyum sembari menjabat tangan Kinan untuk merespon sambutan perkenalan hangat dari perempuan di hadapannya, “Hehe. Iya, Kak.”

“Aku heran deh. Kamu ini udah pacaran lamaaa banget sama Leon. Sejak SMA, kan?”

“Iya, Kak.”

“Terus kita sekampus. Iya lagi, kan?”

“Iya, bener, Kak.”

“Tapi Leon tuh nggak pernah sekalipun ngajak kamu buat kumpul sama kita.”

Gita hanya tersenyum seolah mengerti dan memberi maklum atas itu. Melihat perubahan ekspresi Gita diam namun tampak sangat jelas mengerti alasan sekaligus jawab dari pertanyaan Kinan sebelumnya, sekaligus juga tampak seolah menyimpan sesuatu dari jawaban tersebut, Kinan lalu berubah membuat topic pembicaraan jadi lebih serius,

“Jadi ada apa, Git?” Kinan membuka obrolan dengan tenang.

“Aku punya suatu hal untuk diceritakan, Kak.”

“Boleh banget, dong. Kenapa?”

“Aku bingung harus mulai dari mana, Kak.”

“Pelan-pelan, Git. Mulai dari hal yang menurut kamu paling mudah untuk diceritakan.”

Ingatan Gita langsung dilempar kepada masa-masa pertama Leon melakukan pelecehan itu pada Gita, yang bermula dari 6 bulan setelah mereka berpacaran. Setelah berbulan-bulan menjalin hubungan dengan Leon, baru kali itu Gita terperanjat atas tingkah Leon yang mendadak berbeda dan keluar dari batas biasanya, di parkiran mall ketika mereka baru akan kembali dari berkencan, tepatnya di dalam mobil, Leon mulai mendekatkan dirinya kepada Gita sembaru merangkul pinggang kekasihnya itu.

Rasa risih mulai menghinggapi Gita ketika Leon mulai menarik tubuh kecilnya secara paksa hingga posisi keduanya saling berhadapan dengan sangat dekat. Leon memaksa.. hingga Leon mencumbu bibir mungil Gita tanpa kehendak tapi tanpa kekuataan pula ia miliki untuk menghindar dan menolak.

Penolakan mulai dilakukan oleh Gita ketika Leon mulai menggerayangi bagian vital dari tubuh Gita yang membuatnya kaget bukan main. Sekuat tenaga Gita mulai menarik kembali tubuhnya untuk menjauh dari Leon hingga tubuhnya sendiri terpental ke jok mobil dengan kencang. Menyadari bahwa usahanya baru saja ditolak, Leon langsung menarik tangannya dari tubuh Gita dan mengumpat kasar, “Anjing. Pegang doang. Nggak usah berlebihanlah.”

Gita hanya diam setelah dirinya menerima umpatan yang dilontarkan kekasihnya tersebut. “Pelit banget.”

Gita tidak menanggapi amarah Leon barang sedikitpun, ia hanya duduk dalam diam sementara Leon langsung mengemudikan mobil dengan perasaan penuh emosi, suasana di dalam hening yang menegangkan.

Rasa sayang, di beberapa kasus memang membutakan siapapun yang dimabuk rasa terlalu dalam, seperti yang dirasakan oleh Gita. Sungguh Gita tidak memiliki kemampuan bahkan kuasa untuk lepas dari Leon sebagai pasangannya. Maka esok harinya, Gita memutuskan untuk menghampiri Leon dan meminta maaf atas penolakan yang dibuatnya hari kemarin.

“Aku masih takut karena nggak pernah ngelakuin itu sebelumnya, Le.”

Lihat selengkapnya