Tak cukup rasanya, Tuhan menguji dengan rasa lapar. Ketakutan akan bayang-bayang kelemahan ekonomi, bikin pikiran Dera makin kacrut.
Sudah 5 bulan ini, ia menunggak membayar sewa rumah. Itu adalah yang paling lama. Sebelumnya, ia harus rela menjual salah satu sepeda motor miliknya, demi membayar 3 bulan tunggakan agar tak di usir pemilik rumah.
Tentu saja kali ini akan lebih berat. Ceruk kekhawatiran seperti sengaja diperdalam oleh Tuhan. Berkali-kali, Dera meyakinkan diri. Semua akan baik-baik saja.
"Semua pasti bisa diselesaikan" batinnya. Sesering apa iya berhasil meyakinkan diri, bahwa semua akan baik-baik saja. Sesering itu pula, masalah baru datang.
Seperti kali ini. Tenggorokan Dera seperti tercekat, saat tengah asyik memainkan gawai. Sepucuk pesan singkat masuk. Bukan melalui aplikasi pesan instan seperti WhatsApp atau Telegram. Tapi pesan singkat konvensional atau SMS.
Awalnya Dera acuh. Diabaikannya tanda getar yang jadi penanda pesan masuk itu. Sampai, fitur popup memunculkan sebagian teks pesan SMS itu di layar gawainya.
---yth bapak Baldera Galdi
Kami dari PT Pegadaian menginformasikan, bahwa per tanggal 10 Juni, barang gadai bapak, dengan rincian :
Barang : Emas
Kadar : 23 karat
Berat : 3 gram