Jangan Tidur di Sekolah

abil kurdi
Chapter #37

Chapter #36 Kematian Sahabat

Abil membuka gudang olahraga. Dia mengamatinya. Tidak ada lorong seperti yang dikatakan Shena. Hanya sebuah gudang usang. Lalu dia biarkan pintu gudang itu terbuka. Abil mundur kembali, bersembunyi bersama Hana persis di seberang gudang itu.

“Bil, aku takut.”

“Tenang. Nggak ada yang namanya hantu. Itu cerita buatan orang saja. Paling yang keluar nanti kucing atau kelelawar.” Abil berusaha menenangkan Hana. Kontennya kali ini, ingin membuktikan kalau cerita horor itu adalah palsu. Live dari media sosialnya Hana.

Mereka berdua menunggu di situ hingga malam. Dan benar, memang tidak ada apa-apa. Yang menonton puluhan ribu. Lebih dari harapan.

“Wah, teman-teman. Baterai saya habis. Jadi, sampai sini dulu ya live kita. Dan terbukti, cerita horor itu bohongan. Sampai jumpa lagi. Dadaaah ....” Hana berbicara pada followernya di live medsos. Dia menarik nafas panjang.

“Ayo pulang, Bil. Bateraiku habis sudah.”

“Kita tunggu bentar lagi, Han.”

Hana kecewa. Ia ingin segera pulang.

“Han, sepertinya aku jatuh cinta.” Entah ada angin apa tiba-tiba Abil berbicara seperti itu.

“Hah?” Hana bingung. Jangan-jangan, Abil mau menyatakan cinta padanya. Waduh, bagaimana cara dia mau menolaknya. Dia sungguh tidak ingin persahabatan mereka hancur.

“Gimana menurutmu?”

“Apanya?” Hana berusaha keras memikirkan bagaiman cara menghindar.

“Shena.”

“Hah?”

“Aku kok sepertinya suka sama dia. He he he he.” Muka Abil memerah kehitaman.

“Dia kan aneh, nggak punya teman,” Hana langsung menyolot. Apa yang dilihat Abil dari cewek seperti itu.

“Yaaa ... sama kayak aku. Temanku yang paling dekat sedari dulu cuma kamu Han. He he he he.”

Selain fisik yang tidak menarik, Abil terlalu nyentrik, pemikirannya beda dari yang lain. Orang-orang menganggapnya aneh sehingga tidak banyak yang mau berteman dengan dia. Tapi bagi Hana, pemikiran seperti itu menarik.

“Eh, bateraimu habis?” tanya Abil.

“Iya.”

“Nih pakai punyaku. Kalau ada apa-apa, rekam dulu ya. Aku ngantuk, mau tidur sebentar.”

“Iya, deh. Lima menit lalu kita pulang ya?”

Abil senyum dan mengangguk. Matanya memejam.

Hana melihat Abil yang tertidur. Tatapannya dalam. Entah kenapa ada rasa tidak rela dalam dirinya setelah Abil berkata kalau dia suka seseorang. Cemburukah? Hana menarik nafas panjang.

Hening.

Sayup-sayup terdengar ada suara yang sangat pelan. Hana kaget. Ia pejamkan mata, mencoba memfokuskan konsentrasi pada indra pendengarnya. Seakan terdengar suara orang bercakap-cakap, menjerit, suara orang bergulat, sampai suara orang muntah. Namun, karena terlalu kecil suara itu, dia merasa mungkin itu suara angin yang lewat di antara jendela.

Hening.

“Hu hu hu hu hu hu ....” terdengar sayup suara tangisan. Kali ini suara itu terdengar jelas.

Deg!

Lihat selengkapnya