Jangan Tidur di Sekolah

abil kurdi
Chapter #42

Chapter #41 Pertarungan

“Skraaaaaagh!!” teriak Dalbo begitu kencang.

Dalbo persis berada di depanku. Aku dapat dengan jelas melihat wajah buruknya, dengan hidung yang tercuil. Itu bekas gigitan Shena dulu. Dari hidung yang tercuil itu, nafas Dalbo terdengar begitu berat. Berhembus mengenai ubun-ubunku. Tubuhku membeku ketakutan. Aku teringat kepala Sastro yang menggelinding kala itu. Kepala orang yang mati. Apakah aku juga akan mati?

Aku melirik ke arah gedung belakang. Shena berdiri persis di depan pintu dengan wajah yang pucat. Kuhembuskan tanganku, mengisyaratkannya untuk segera masuk ke dalam sana. Dia tetap terdiam. Mungkin dia khawatir padaku, tapi pada saat yang bersamaan dia juga ketakutan. Yah, tidak ada yang bisa menolongku saat ini, selain aku sendiri.

Hidungku menghirup nafas panjang. Fokusku kukumpulkan di kaki. Dengan segenap kekuatan aku berlari mundur menjauh dari Dalbo.

“Uwwwwaaa!” Aku berlari sambil berteriak.

Tak kusangka, Dalbo tidak mengejarku. Sial! Dia malah berjalan ke arah Shena!

Kuambil sebuah batu lalu kulemparkan ke arah Dalbo. Tidak bergeming! Dia tetap melangkah.

“Shen! Pergi sana cepat!” teriakku.

Shena mengikuti kata-kataku. Dia masuk ke dalam gedung. Dalbo mempercepat langkah mengejarnya.

Sial!

Aku memacu kakiku menghampiri Dalbo. Gila! Aku tak tahu apa yang kupikirkan saat ini! Yang jelas aku tak ingin temanku mati disantap makhluk keparat itu. Kugenggam erat parang yang ada di tanganku. Aku pasti bisa membunuhnya!

Aku melompat!

Aku melompat dengan parang tajam di tanganku!

Sambil melayang di udara, kuayun dengan cepat parang tajam itu!

Slash!

Sabetanku mengenai ekornya.

Dia tidak terluka!? Apakah aku gagal mengenainya? Sekali lagi, kuayunkan lagi mengenai badannya. Dia tidak terluka! Parang tajamku tidak bisa melukainya!

Apa-apaan makhluk ini. Dia kebal senjata tajam!

Whet!

Ekornya mencambuk, menghempaskan tubuhku, terbang sejauh tiga meter.

Bruag!

Aku terjatuh dan terluka. Tak kulepas pandanganku pada Dalbo. Aku masih menatapnya. Sambil menggertakkan gigiku, aku mencoba duduk walau kesakitan.

Sial! Dalbo berpaling mengejar Shena lagi. Aku ambil beberapa batu yang ada di sampingku dan kulempar-lemparkan sambil berteriak seperti orang gila.

“Ghaaa! Rasakan ini! Rasakan!”

Batu-batu itu tidak melukai Dalbo tapi cukup membuatnya marah. Dia berpaling ke arahku dan mendekatiku pelan.

Lihat selengkapnya