“Selamaaat, Bosque! Kakak selalu hebat!” Livy memeluk Dean erat sambil meloncat-loncat kegirangan. Idolanya itu selalu membuat Livy bangga menjadi adiknya.
“Hehehe, terima kasih, adik imuuut!” Wajah Dean tampak semringah dengan senyum lebarnya. Tangannya memegang piala kemenangan kejuaraan balap motor remaja yang baru saja dimenanginya. Itu bukan piala pertama yang berhasil diraih Dean, masih ada puluhan piala yang menempati sebuah lemari khusus di kamarnya yang luas.
“Dengar, ya, Kak. Suatu hari nanti, aku juga akan punya piala seperti ini. Piala itu akan aku persembahkan buat Kakak. Aku janji!” kata Livy begitu bersemangat.