Hari Rabu pagi di Kantor majalah Reforma, pemegang saham mengajak rapat redaksi dengan semua karyawan. Kantor Majalah REforma sudah dirapikan dan dibenahi sehingga bisa digunakan untuk aktifitas bekerja kembali. Acara ini adalah syukuran dengan pemotongan tumpeng untuk memperingati 3 tahun usia Majalah Reforma dan syukuran untuk pertama kalinya oplah Majalah menembus angka 30 ribu eksemplar.
Pemegang sama terbesar yakni Kemala dan pemegang saham kedua diwakili oleh Husin sedangkan dari bagian redaksi hadir Batubara dan bagian usaha yakni Warto.
“ Saya ingin menyampaikan kabar gembira pada teman-teman semua, karena pada hari ini majalah kita pada edisi minggu ini telah berhasil menembus penjualan terbesar sepanjang sejarah yakni 30 ribu eksemplar..." ujar Kemala.
"Hore.." semua menyambut dengan tepuk tangan gembira.
"Ohya satu lagi inilah untuk pertama kalinya dalam sejarah, majalah Reforma mengungguli majalah Tempra dalam hal pemberitaan dan penjualan majalah, tepuk tangan untuk kita semua...” Kemala bangga.
Semua memberikan applaus atas pencapaian tersebut.
Sebagai bentuk penghargaan atas perjuangan Zul yang bertaruh nyawa, Kemala memberikan hadiah kepada Zul dan tim Laput, uang tunai dari perusahaan sebesar Rp 30 juta rupiah karena majalah laku keras dan mampu mendongkrak keuangan perusahaan.
"Mulai hari ini kita akan membetikan apresiasi bonus kepada tim Laput yang berhasil menaikkan oplah Majalah. Saya akan berikan bonus untuk penjualan 20 ribu eksemplar sebesar Rp 20 juta, 30 ribu eksemplar sebesar Rp 30 juta dan seterusnya. Untuk Laput Korupsi dana haji sudah tembus 30 ribu eksemplar dan bisa menambah lagi sampai dengan minggu depan, semoga tembus 50 ribu eksemplar.. " ujar Kemala.
Setelah itu Kemala melakukan pemotongan tumpeng dan diserahkan kepada pemimpin redaksi Batubara.
"Pak Batubara adalah benteng redaksi yang paling kuat, dia mendedikasikan hidupnya untuk jurnalisme yang berkualitas. Dia berani menggaransi majalah edisi kali ini akan tembus 30 ribu eksemplar. Ternyata apa yang dia yakini menjadi kenyataan. Maka tumpeng ini saya serahkan pertama kali pada Batubara..." jelas Kemala.
Semua menyambut gembira. Batubara tersenyum menerima itu.
"Wah rasanya saya tidak pantas menerima ini, untuk itu tumpeng ini saya berikan kepada wartawan yang luar biasa mampu mengangkat nama Reforma sejajar dengan majalah Tempra, yakni Zulfikar," kata Batubara.
Zul maju menerima pemberian tumpeng tersebut. semuanya bersorak gembira. Acara pun dilanjutkan dengan ramah tamah dan makan bersama.
***
Seusai rapat Zul mengajak timnya tetap di ruang meeting, ia ingin membagi uang hadiah itu kepada timnya yakni Rozy, Mirna dan Salim.
“ Teman-teman terima kasih banyak atas dukungannya dalam peliputan Laput edisi Korupsi Dana Haji ini. Kalian luar biasa dan tanpa bantuan kalian, Laput ini tidak akan menghasilkan berota yang berkualitas. Untuk itu karena kita ini tim, maka bonus yang diberikan perusahaan akan saya bagikan ke teman-teman juga," ucap Zul meletakkan amplop putih di depan meja.
" Begini mas Zul, pada saat makan siang tadi, kami bertiga sudah berunding bahwa hadiah tersebut kami ikhlaskan untuk abang saja. Alasanya abang perlu uang mahar untuk untuk melamar calon istrimu. Kami bertiga sepakat uang itu untuk kamu saja..semoga dapat bermanfaat untuk meminang orang yang selama ini abang sayangi....”ujar Rozy.
Zul sangat terharu, air matanya hampir menetes. Timnya punya kepedulian yang luar biasa, meskipun sebenarnya membutuhkan uang itu, tapi mereka suka rela memberikan padanya, yang memang sedang membutuhkan.
Pemuda itu terharu dan memeluk Rozy dengan kuat.
***
Keesokannya harinya, Zulfikar ditemani Paman dan bibinya di Jakarta datang ke rumah Aisyah. Kehadiran mereka diterima oleh Nurjanah, Aisyah dan pamannya. Kedatangan mereka untuk melamar Aisyah.