Blurb
Nyaris binasa ....
Seperti biasa ....
Dan sosok hitam yang sejatinya hitam itu selalu menyelamatkan Janna. Meski gadis remaja itu tidak mau diselamatkan. Pria bersayap api itu tidak sudi membiarkan Janna celaka, meski pada dasarnya Janna ingin binasa.
Jika mati tujuan Janna, maka pria bersayap api itu harus disingkirkan terlebih dahulu.
Tapi bagaimana?
Arie mengangkat bahu. "Yang aku tahu cuma dua cara, membuat dia mati atau membuat kamu mati."
"Bagaimana aku membunuh . . . yang seperti ini?" ujar Janna skeptis sambil menunjuk sosok masif yang mengambang dan mengintimidasi dengan sayap apinya.
"Tidak bisa. Mesti oleh yang sejenisnya. Dan aku tahu caranya."
"Bagaimana?"
"Kamu yakin mau menyingkirkannya? Dalam prosesnya kamu bisa terbunuh, sebenarnya."
"Itu lebih baik! Lalu, apa yang harus aku lakukan?"
Arie tampak menimbang-nimbang sebelum akhirnya menyeringai dan berkata, "Ikuti aku."
Janna menurut, meski sedikit sekali dia sadari, langkah mengikuti bocah laki-laki sebayanya itu bisa membuatnya berubah pikiran.
Bertahan hidup mungkin tidak seburuk yang dia kira ....