Januari

Melissa Octavia
Chapter #11

#11 Kehidupan baru

Mike

 Jujur, hati ini sebenarnya belum siap menghadapi semua kenyataan pahit yang menimpa aku dan juga putra dari sahabat masa kecilku, Alexcious. Tidak tega melihatnya setiap hari terus meneteskan air mata. Bahkan tak jarang pada malam hari saat ia tertidur pulas, aku sering mendengar ia terus menyebutkan ayahnya di dalam mimpi. Aku tidak bisa membayangkan apabila pada saat usiaku masih sebesar usianya yang begitu muda sudah ditinggalkan oleh ibu dan ayah, dan mendapatkan status sebagai anak yatim piatu, pasti hati ini sangat sedih dan tidak tau bagaimana cara menjalankan kehidupan selanjutnya. Tidak tau kemana arah langkah kaki ini akan berjalan dan tidak tau harus bersandar pada siapa disaat sedang mengalami kesulitan.

 Di satu sisi, anakku juga sudah menjadi korban. Aku terus menyalahkan diri sendiri karena telah gagal menjadi seorang ayah yang baik. Sebelumnya aku sudah bertekad ingin memberikan kehidupan yang layak dan memberikan kebahagiaan untuk keluarga kecilku. Tetapi sekarang, aku sudah kehilangan salah satu anggota keluargaku, aku sudah kehilangan Alexander, seorang anak kecil berhati polos dan tak berdosa sama sekali harus menerima takdir yang sudah digariskan oleh Tuhan. MungkinTuhan lebih sayang sama kamu, Nak. Papa disini selalu mendoakanmu agar kamu bisa bahagia di sisi Tuhan. Amin. Air mata ini selalu menetes setiap kupanjatkan doa yang kuberikan untuk almarhum putra sulungku.

Kini, aku harus mengajukan cuti dari pekerjaanku untuk sementara waktu dan memberanikan diri kembali ke kampung halaman. Tangan ini terus menggandeng erat Alexcious yang kedepannya akulah yang bertanggung jawab atas masa depannya.

“Alexcious, mulai hari ini sampai seterusnya, om gantiin almarhum papa kamu buat jagain kamu ya.” Ucapku sambil mengelus kepalanya. Aku tidak mendapatkan balasan darinya dan hanya bisa menatapku dengan tatapan yang sangat menyayat hati.

“Om janji, bakal kasih kamu kehidupan yang layak. Semua akan baik-baik saja ya. Sekarang apa kamu mau ikut om pulang ke rumah om di Jogja?”

Ia juga tidak merespon pertanyaan yang sudah kulontarkan, tetapi ia hanya menganggukkan kepala bertanda setuju untuk ikut bersamaku kembali ke kampung halaman. Sebelum kembali ke Jogja, aku menyempatkan waktu untuk pergi ke studio foto terlebih dahulu dengan tujuan ingin mengabadikan sebuah kehidupan baru bersama anggota keluarga yang baru juga dalam bentuk selembar foto.

“Alexcious, om punya topi merah, kayaknya bagus dipake sama kamu. Coba kamu pake dulu, biar ganteng pas difoto.”

Ia segera menerima topi merah tersebut dan langsung mengenakannya diatas kepalanya. Aku dapat menyaksikan kegembiraan yang terlukis jelas di wajah mungilnya. Ia segera mencari cermin dan mulai bergaya di depan cermin tersebut layaknya seorang model yang akan segera dipotret. Akupun sekaligus mengenakan jas berwarna hitam peninggalan almarhum ayahku. Kami berduapun siap untuk dipotret dan tanpa menunggu waktu yang lama akhirnya aku mendapatkan hasil cetakan fotoku bersama putra baruku. Aku langsung mengeluarkan foto istri dan putriku yang sudah beranjak dewasa dengan cepat dari saku jas yang kukenakan saat ini. Segera kuraih selotip transparan yang terletak diatas meja kasir dan mulai menyatukan hasil cetakan fotoku dan Alexcious dengan istri dan putriku tercinta.

Inilah awal dari sebuah kehidupan yang baru, berharap kedepannya diri ini mampu membahagiakan orang-orang yang berada di dalam foto ini. Biarkanlah kenangan masa lampau terus berlalu dan menjadikannya sebagai pelajaran berharga dalam hidup untuk belajar menjadi pribadi yang lebih baik lagi di kedepannya.

Waktu sudah menunjukkan pukul dua siang, aku bersama Alexcious harus segera menuju ke terminal bus untuk kembali ke kampung halaman. Sama seperti lima tahun yang lalu, aku beserta anakku harus duduk berdesakan dengan penumpang lainnya. Tetapi sekarang, anak kandungku sudah berpulang ke pangkuan-Nya dan ditukar dengan anak dari sahabat masa kecilku.

“Alexcious, om ganti nama kamu jadi Alex aja mau gak?” tanyaku padanya yang masih asik mengulum permen pemberian dari pemilik studio foto. Iapun segera memalingkan wajahnya padaku dan menganggukkan kepala bertanda setuju. Saat itulah namanya berganti menjadi Alex tanpa nama belakang yang mengiringi.

.................

Ratna

Lihat selengkapnya