”Gila gua ngantuk bangetttt.” Keluhku sembari menaruh kepala di atas meja. Nafiya hanya diam dan memainkan ponselnya disampingku, emang anak sialan ia tidak menghiraukan aku. Aku yang mengantuk ini dipaksa untuk bangun karena guru sudah datang, ku periksa ponselku dan ada satu pesan masuk.
”Ini Aldrick.” Aku cukup terkejut, aku kira aku terkena tipu daya lelaki itu, kini sudah 2 minggu berlalu sejak konser, dan ia tidak pernah menghubungiku.
”Hai, kirain lupa.” Jawabku singkat, aku membalasnya di bawah meja, karena guru tengah mengajar. Nafiya melihatku dan menunjukan gestur aneh, maksudajya apa? Seketika ada penghapus papan tulis yang melayang kearah kepalaku. Jujur, itu sangat sakit.
”Itu tolong yang di belakang, perhatikan ya. Kalian sudah berada di kelas 12.” Kami pun jadi mendengarkan ceramah guru itu dan tanpa terasa bel pergantian tugas pun berbunyi.
Aku pun sibuk berbalas pesan dengan Aldrick, ia bilang bahwa ia sudah membelikan tiket konser lokal untuk kami berdua. Aku yang tidak enakan ini pun bertanya berapa harganya, namun ia tidak ingin mengatakannya, aku pun berterima kasih dan membuat janji temu besok, karena acaranya lusa.
”Gua besok mau nge date.” Pamerku pada Nafiya, bukannya ikut sennag, ia malah mewnti wantiku agar tidak terlena seperti dulu dengan mantan pacar sialanku.
”Dukung kek anjir, semoga yang ini beda.” Ujarku, Nafiya hanya tersenyum dan fokus lagi pada ponselnya. Ia ini kenapa sih? Dari tadi menatap kearah ponsel terus. Dengan jahil aku mengambil paksa dan berdiri, ternyata ia tengah memainkan permainan candycrush, aku hanya bisa tertawa.
”Gua kira lu ngapain.” Nafiya menatapku kesal. Aku pun meminta maaf dan membujuknya. Untung saja ia luluh saat aku berkata bahwa aku akan meneraktirnya mi ayam. Dasar Nafiya.