Pukul menunjukan pukul 12 malam. Tanda hampir semua orang sudah tertidur. Bunyi suara burung hantu memerdukan malam itu. Di malam yang sunyi nan gelap itu menyisakan sesosok gadis berparas cantik yang sedang merenungkan sesuatu.
“ Angkasa? “ renung Bunga
Ya bunga sedang memikirkan salah satu teman Vian, yaitu Angkasa. Salah satu orang yang sebelumnya ia pernah liat di Lorong depan sekolah yang membuat ia jatuh tersungkur di lantai. Mengapa ? Apa ada yang salah ?
Dahulu Bunga memiliki salah satu teman kecil, dia adalah sesosok anak kecil yang sangat tampan dan pemberani. Dia adalah sesosok yang sangat di kagumi oleh Bunga. Mereka sangat senang bermain bersama, berlari, bersepeda, dan masih banyak lagi yang dilakukan oleh mereka berdua. Banyak hal yang dilalui mereka berdua saat masih kecil. tetapi semua berhenti begitu saja sampai saat Anak laki-laki itu pergi jauh dari tempat tinggal mereka berdua. Pada saat itu Bunga sangat merasa kesepian. Anak laki-laki itu bernama Angkasa.
Ya nama yang sama dengan sahabat Vian dengan pribadi yang jutek, cuek itu. Bunga rasa bukanlah sabahat Vian yang menjadi teman saat dia kecil dulu. Pribadi yang sangat berbeda membuat Bunga berpegang teguh dengan pikiranya. Bunga berfikir bahwa nama Angkasa di dunia ini pasti banyak yang menggunakanya, bukan hanya dia saja yang memiliki nama itu.
Namun disisi lain dia sangat ingin bertemu dengan teman kecilnya dulu, Bunga ingin menceritakan semua yang dialami oleh mereka berdua. Sudah lama ia mencari teman masa kecilnya itu. Namun sampai sekarang masih belum bisa bertemu.
***
Pagi yang cerah, dengan sinar matahari yang cukup menyengat, ayam mulai mengeluarkan suaranya, sudah banyak orang diluaran sana yang sudah melakukan aktivitas, lain halnya dengan Vian yang masih tertidur lelap akibat pulang terlalu malam akibat pesta malam tadi.
Disisi lain, di Minggu yang cerah ini Bunga melakukan kegiatan jogging mengitari komplek rumahnya, dengan earphone di telinganya dan airpods di tanganya, mendengarkan lagu kesukaanya. Sambil melantukan beberapa bait dari mulutnya. Paras yang cantik membuat sebagian orang yang melihatnya tak berkedip memandangnya.
***
Drt ….drtt …. ( bunyi panggilan suara gadget )
Sontak kaget Vian bangun dari tidurnya, mendengar suara telefon dari gadgetnya, langsung ia mengambil gadgetnya di atas meja samping ranjang tidurnya. Dengan mata yang masih sayu, muka yang banyak bilang adalah muka bantal ( kata yang mencerminkan muka baru bangun tidur ) ia langsung mengangkat telefon. Ternyata telefon itu berasal dari temanya yaitu Romeo.
Romeo : “ woi, bangun ! “
Vian : “ apaansi lu ganggu gua tidur tau nggak, pagi buta gini ngapain lu telfon “
Romeo : “ apa nggak salah denger gua, liat jam sono kebo ! , udah jam 9 gini lu kira pagi buta, bangun lu “
Vian : “ iya bacot, ini gua udah bangun, ada apaansi elah “
Romeo : “ jam 11 biasa tongkrongan, awas lu nggak dateng ada yang mau gua omongin “
Vian : “ yaelah nggak bisa apa ngomong disini, gua masih ngantuk nih “
Romeo : “ nggak, kalo lu nggak dateng awas ya “
Vian : “ iye … iye … “
Tut …tut ….. ( tanda panggilan telah berakhir )
Hanya tanda tanya yang ada di pikiran Vian. Apa yang ingin di obrolkan Romeo denganya ? Apakah sebegitu serius sampai ia harus ke tempat tongkronganya ? namun ia tidak pikir panjang lagi ia langsung melanjutkan mimpi indahnya yang terlewati tadi. Banyak mimpi yang sudah dilewati oleh Vian kali ini. Sampai akhirnya mimpi tersebut berhenti dan sang pemilik mimpi tersebut bangun dari tidurnya. Ia langsung mengambil gadgetnya dan memainkanya hingga jam menunjukan pukul 10.30.