Sabtu pagi yang cerah, Bunga merapihkan segala sesuatu yang di perlukan untuk nanti pelatihan yang akan di selenggarakan di Puncak. Setelah ia bersiap dan beres barangnya, ia langsung pergi menuju sekolah, begitu juga dengan Angkasa dan Vian.
Setelah sampai di sekolah, Bunga bertemu dengan guru pembimbingnya yaitu bu Eni. Dia berbincang bincang sembari menunggu kedua teman nya datang yaitu Angkasa, dan Vian. 10 menit berbincang bincang, Angkasa dan Vian datang menggunakan Mobil Angkasa. Mereka kemudian memakirkan mobilnya dan langsung menghampiri Bunga dan Bu Eni.
Mereka berbincang bincang bersama, membicarakan hal yang akan terjadi nantinya di Puncak. Setelah mereka berbincang bincang kira kira 20 menit langsung mereka menuju tempat acara pelatihan menggunakan mobil Angkasa. Selama di perjalanan Bunga memainkan gadgetnya, dia sedang mengechat bersama Jingga, teman baiknya.
“ hati hati ya Bunga, semoga lancar kegiatan nya “
“ makasih Jingga atas doanya “
“ pokoknya tahun ini kamu harus menang ?
“ ya aku bakal usahain bareng sama kak Vian dan Angkasa “
Ya memang tahun lalu Angkasa dan Vian mewakili sekolah untuk lomba ini, namun mereka berdua selalu kalah di babak terakhir, kali ini adalah kesempatan terakhir mereka untuk mendapatkan juara. Mereka telah mengikuti lomba ini dari mereka kelas X.
Beberapa menit di jalan, mereka akhirnya sampai ke tempat tujuan mereka, yaitu Puncak. Acara pelatihan kali ini di lakukan selama 2 hari 1 malam. untuk itu ia membawa perlengkapan yang lumayan banyak. Mereka langsung menuju ke tempat stand mereka. Stand mereka ada di pojok kanan. Mereka menyiapkan keperluan untuk stand mereka. Kali ini acara yang di seleggarakan adalah pelatihan siswa yang akan mengikuti lomba dan mempromosikan proposal. Banyak sekali kegiatan untuk acara ini.
Sudah banyak aktivitas yang dilakukan oleh mereka setelah datang, berupa seminar, pelatihan, dan masih banyak lagi. Dan saat yang paling di tunggu adalah malam puncak acara ini. Nanti malam akan ada malam puncak, Bunga sangat tidak sabar untuk menyaksikan api unggun di malam yang gelap itu. dia ingin melihat malam yang indah dengan penuh bintang bintang
Langit mulai menunjukan senjanya, warna orange ke kuning kuningan membuat pemandangan di sana sangatlah indah, bagai surga di dunia, dengan siluet pohon yang membuat suasana menjadi indah, ya Bunga sangat suka dengan pemandangan, apalagi pemandangan Senja, menurutnya Senja adalah penyemangat hidupya, warnanya yang cerah melambangkan keceriaan menurutnya.
Tak lama malam pun datang, gelap sudah mulai datang, matahari ingin berpindah posisi sekarang dengan Bulan, api unggun mulai di buat, banyak siswa yang sudah menunggu api unggun tersebut termasuk Bunga. Tak lama api unggun tersebut jadi dan yang lain mulai berbincang engan teman teman lain atau bercanda riang.
Kali ini Bunga hanya sendirian duduk di atas batu, sambil memegang gelas berisikan kopi hitam kesukaanya. Dia melihat api unggun tersebut dengan sangat menghayati, di sisi lain Angkasa sedang membaca buku di ruang baca, sesekali ia melirik ke arah Bunga yang sedang melihat api unggun itu. beberapa menit kemudian Angkasa kembali melirik lagi ke arah Bunga, namun tak di sangka ia melihat Bunga menangis sambil memandang api unggun itu.