Jarak

Nofi Anisa
Chapter #1

Tentang Rasa

Pukul 3 lewat empat puluh menit. Aku menunggu seseorang di depan kelas. Suasana sekolah masih ramai dengan orang lalu lalang bergegas kembali kerumah masing-masing.

Tiga puluh menit berlalu, aku masih menunggunya. Tapi teman-temanku satu persatu meninggalkan ruang kelas. Jadi aku putuskan untuk menyusul ke kelasnya. Dari balik pintu ku temui sosok lelaki berbadan kurus sedang duduk bersama teman-temannya. Dia Ramdhan Aditya, biasa dipanggil Adit.

"Dit.. ayo pulang"

"Iya bentar lagi bahas tugas. nanti aku keluar" jawabnya

"oke kalo gitu aku tunggu diluar ya"

Dia mengangguk menandakan ia memahaminya. Aku menunggu lagi. Aku duduk di depan kursi kosong yang ada di depan kelasnya sembari menatap langit. Kudapati langit gelap yang sebentar lagi akan mengeluarkan runtuhannya. Ini bukan pertama kalinya jika aku harus pulang bersamanya dalam derasnya hujan, ya aku sudah terbiasa. Bagiku hujan memiliki arti berbeda, hujan membuat kami memiliki momen bahagia tersendiri.

Pernah suatu hari kami terjebak hujan. Hujan kala itu sangat deras hingga kami tidak bisa meneruskan perjalanan. Kami menunggu reda hujan di depan toko pinggir jalan yang sudah lama tidak di pakai. Adit mengeluarkan empat ice cream rasa dua coklat dan dua vanila. Dia memberiku dua dan aku harus menghabiskannya. Biasa dibayangkan betapa dinginnya kala itu tapi kami tetap nekat menghabiskannya. Kami memang selalu pulang bersama terlebih lagi kami tinggal di komplek yang tidak jauh.

Adit setiap hari menjemputku dan mengantarku pulang. Tidak heran banyak tetangga dan orang tuaku sudah kenal dengan Adit. Bahkan bisa dibilang setiap hari aku harus bertemu dengannya, ya kecuali hari minggu. Terkadang saat malam tiba Adit masih sempat mengajakku keluar hanya sekedar membeli mie ayam depan KUA di sebrang komplek.

Lihat selengkapnya