JASAD DI DASAR JEMBATAN

Heru Patria
Chapter #7

PEREMPUAN KAMAR NOMOR 13

Sementara itu pada suatu malam di kota Nganjuk.

Di sebuah lokalisasi yang ada di daerah Guyangan, Pendi dan kedua temannya yang dulu pernah sama-sama menggilir Sundari semalaman, sedang berpesta minuman keras jenis oplosan di sebuah kamar yang ditemani oleh beberapa wanita penghibur yang hanya mengenakan pakaian dalam. Secara bergantian mereka berkaraoke sambil menggoyang-goyangkan badan.

“Ayo Supri, teruskan minum dan karaokenya. Malam ini kita berpesta sampai pagi,” kata Pendi dengan gaya yang sudah sempoyongan.

“Iya Pendi mumpung tadi siang hasil kita berlimpah.”

“Dan kita bisa menikmati kehangatan tubuh gadis-gadis ini sepuasnya … sepuasnya. ha ha ha ha …!!” kelakar mereka seraya sesekali menowel pipi wanita yang ada dalam pangkuannya.

Dan yang mereka katakan sebagai hasil itu, tentu saja bukan hasil kerja melainkan hasil jarahan dari aksi mencopet yang biasa mereka lakukan di terminal Nganjuk.

“Boleh saja Bang menikmati kita-kita, jangankan cuma satu langsung dua juga boleh. Yang penting kan bayarannya,”  sahut salah seorang wanita penghibur itu dengan gaya genitnya. 

Pendi dan kedua temannya makin bergairah. Botol demi botol minuman oplosan terus mereka edarkan sambil menikmati hentakan musik yang rancak.

“Pendi! Darko! Aku ke belakang duluan ya, udah kebelet nih!” kata Supri pada kedua rekannya.

“Ya terserah kau sajalah. Kau mau bawa satu atau dua wanita silakan. Aku akan bayar semuanya,” sahut Pendi dengan tawa pongahnya.

“Ya satu orang saja dulu, Pen.”

“Kenapa? Udah loyo? Ha ha ha …!”

Supri tak menyahut lagi. Ia langsung menggandeng seorang wanita dan membawanya ke ruang belakang. Dari deretan kamar yang tersedia, wanita itu membawa Supri memasuki kamar nomor 13.

Di kamar yang semerbak harum dan hanya berpenerangan remang-remang itu, Supri langsung merebahkan dirinya di kasur yang empuk. Sementara si wanita masih tetap berdiri di tepi ranjang.

“Bang, Supri.”

“Iya.”

“Tutup matanya dulu dong.”

“Memang kenapa?”

“Aku mau buka pakaian.”

“Kenapa pakai tutup mata segala?”

“Ya biar ada kejutannya dong Bang.”

“He he he … iya ya, baiklah aku tutup mataku. Tapi jangan lama-lama, ya.”

“Kenapa?”

Lihat selengkapnya