Jasman

Dwiyan Sebastian
Chapter #8

Delapan

Tiga puluh menit sudah mobil sewaan mereka melaju di jalanan, selama tiga puluh menit juga wajah masam mas Udin terhadap Jasman tak menghilang, hari ini hari minggu, lantas apalagi kegiatan mereka selain berburu babi di hutan. Tak lama, mobil berhenti, parkir di luar hutan, jalanan curam, becek akibat hujan tadi malam. Anjing yang dibawa anggota menggonggong tak henti, gantian, selama di perjalanan tadi Jasman yang berbicara tak henti, sekarang anjing. Eh, bukan berarti jasman sama dengan anjing.

Semua orang turun dari mobil, anjing yang dibawa seolah mencium bau mangsa di dalam hutan sana, matahari mulai menyengat. Jasman membawa senapan angin juga tombak panjang pun dengan mas Udin.

Beberapa menit sudah berlalu, kali ini mereka cukup jauh memasuki hutan, tak ada rasa takut dalam diri mereka berenam. Anjing mulai menggonggong, suara selayak daun kering dipijak, terdengar. Semuanya diam, berusaha menebak darimana suara itu, anjing menggongong di depan mereka.

“Apakah semuanya siap?” teriak Jasman, suaranya menggema, ia selayak pemimpin.

“Sok-sok jadi pemimpin,” lirih mas Udin.

Lihat selengkapnya