Jasman

Dwiyan Sebastian
Chapter #9

Sembilan

Suasana siang seperti biasanya, seperti biasanya pula jasman menggas motornya, selayak pembalap di garis star menunggu bendera dinaikkan.

“Dinn, udiiinnn, tinn..tinn…tinnnn….” teriak Jasman sembari membunyikan klakson motornya.

“Apaan sih? Mekak tau,” seru Jasman keluar dari dalam rumah.

“Haha sabar dong, sabar… orang sabar di sayang pak presiden,” jawab Jasman setelah mematikan motornya.

“Alah, bapakku sabar, tapi tak di sayang pak presiden, buktinya di penjara,” raut wajah mas Udin berubah seketika.

“Sabar aja din, bapakmu pasti sehat di sana,” kali ini Jasman sudah duduk di kedai miliknya.

“Eh, tumben kau mau duduk di istanaku ini,” sindir mas Udin.

“Biasanya juga aku duduk di sini,”

“Kapan?”

“Yaa dulu,”

“Sebelum kaya?” kembali sindir mas Udin.

“Ah kau ini, kemarin-kemarin aku sibuk,” alasan Jasman.

Lihat selengkapnya