Jasman

Dwiyan Sebastian
Chapter #10

Sepuluh

Haikal memaksakan pergi ke kampus, bukan, bukan untuk berkuliah, sebab demo belum usai, kericuhan sesekali masih terjadi, keadaan belum benar-benar baik, pun dengan hatinya, sengaja ia pergi untuk menepis ingatan perihal kenangan bersama Leo, terkadang perpisahan akan persahabatan jauh lebih menyedihkan dari kisah cinta sepasang kekasih remaja, sesaat ia menaiki anak tangga, entah mengapa ingatan tak bisa di usir pergi, ia tersimpan dalam memori, yang seketika kembali keluar ketika ada pemantik untuk memancingnya dikeluarkan, hanya tangga, tetapi sudah cukup membuat ia bersedih kembali. Saat ia berdua dengan Leo yang baru kenal, dan hari pertama mereka masuk kuliah.

***

“Cepat Leo, cepat, terlambat kita,” buru-buru mereka pergi, berlarian dari parkiran.

“Bro, ruang tiga belas di mana bro?” tanya Haikal pada seorang lelaki yang ia taksir umurnya lebih dua atau tiga tahun dari dirinya.

Lelaki itu tak bersuara, hanya menunjuk ke atas, artinya lantai atas.

“Di mananya, Bro?” Kali ini Leo yang kembali bertanya.

“Di sebelah kanan, paling ujung.” Lelaki itu bersuara datar.

“Oh iya, makasih Bro, ngomong-ngomong kau mau ke ruangan berapa Bro?” Leo bertamya lagi.

Lihat selengkapnya