Pagi yang cerah, tapi tak semua orang membuat suasana hati menjadi cerah.
"Waduh mahasiswa nih," tegur wak Burhan yang belum mandi, duduk di kedai mas Udin dengan aroma yang sudah cukup membuat hidung berteriak.
“Ah bisa aja, Wak,”
“Jurusan apa, Kal?”
"Teknik mesin Wak,"
"Oh, yang kerjanya nanti memperbaiki mesin parut kepala kan? Eh kelapa maksudnya. Aneh sekali, kuliah susah-susah. Masa kerjanya nanti seperti itu."
Haikal terdiam, melongo.
“Ah kata Wak kemarin membuat mesin setrum,” mas Udin nyeletuk.