Tikar telah terhampar, diatasnya telah terhidang berbagai jenis masakan dan makanan yang terlihat sangat menggiurkan.
"Barudak hayu geura kadarieu, meuni ku hese nya, di titah dahar teh."
Logat Sunda yang kental telah keluar kembali dari mulut nenek gue. Yah memang kalau sudah main kita kita memang sulit untuk disuruh makan.
Hidangan makan hari ini cukup lezat. Nasi hangat, sambal goang (sambal cabai rawit hijau), ikan asin, lalab jengkol, timun dan kukus buncis. Di tambah teh hangat minumnya. Masya Allah, sungguh rezeki yang berlimpah.
Tanpa panjang waktu, kami langsung menyantap hidangan itu. Sebuah hidangan yang tak akan pernah dapat di temui di perkotaan. Sungguh makan yang teristimewa.
Selesai makan. Gue dipanggil Ambu(sebutan sayang untuk nenek).