Sampai detik ini gue ga tau nama sosok wanita tua itu. Upss, sorry, bukan wanita tua. Mungkin lebit tepatnya wanita tangguh. Kenapa bisa di bilang wanita tangguh.
Gila Bro, lo harus tahu di umurnya yang menginjak kepala enam. Dia yang gue bilang wanita tua itu tadi. Dia masih bisa naik pohon manggis yang cukup tinggi.
Sementara gue cuman jadi pecundang, karena gue emang ga bisa naik pohon. Maklumlah gue kan pindahan dari kota Jakarta yang udah jarang ada pohonnya, hahaha. Itu cuman asalan gue ajah kok. Karna emang gue ga bisa naik pohon.
Nah itu, kejadian waktu gue masih SMA. Sampai sekarang di tahun 2021, Masya Allah ibu itu masih sehat bugar dan terus berjuang menjalani kehidupannya dengan tidak bergantung kepada siapapun termasuk anak – anaknya.
Gue mulai ajah yah ceritanya.
Cekidot. Action…
Hahahaha..
Gue Amran, anak dari pasangan Bapak Slamet dan ibu Aah. Gue anak Jakarta yang pindah ke Sukabumi karena emang dah ga punya keluarga lagi. Jadi gue pulang deh ke Sukabum. Karena memang bapak gue dan mbah gue di Jakarta dah meninggal.
Singkat cerita, kisah tentang gue yang datang ke Sukabumi yang memang cukup Dramatis dicukupkan saja, mungkin dilain waktu saja dilanjutkan kisahnya.
Tahun 2001 Gue masuk sekolah di wilayah Cicurug Sadamukti. Waktu itu gue kelas satu SMA. Tapi dikelas satu semester satu, gue belum mengenal banget yang namanya si bibi itu. Karena emang gue belum banyak punya temen.
Suatu perputaran tiga ratus enam puluh derajat gaya hidup gue di sini. Entahlah disini memang sangat susah cari duit. Beda dengan di Jakarta disana gue masih bisa jualan Koran, ngamen atau dagang es. Yang penting gue punya duit tampa mengandalkan dari orang tua. Karena gue emang diajarin untuk selalu mandiri oleh mbah gue.