Jati Genderuwo

Anggri Saputra
Chapter #3

3

Rasa kesal Sundari belum menghilang, dia pun memilih berbaring di ranjang setelah menaruh ponsel di meja komputer yang berada di sudut kamar. Rencananya mau menutup mata agar pikirannya tak ke mana-mana.

Eh, bukannya kesal itu menghilang, kini bertambah karena telinganya tak bisa menolak suara tawa Nining. Eh, parahnya ibunya juga ikut tertawa. Walhasil Sundari pun bangkit duduk, dia tak jadi membaringkan tubuhnya.

Seandainya perbedaan usia Sundari dan Nining tak terlalu jauh, mau rasanya Sundari marahi Nining yang berkata terlalu menusuk hatinya.

Perbedaan usia lima belas tahun itu cukup besar. Memang Sundari bisa marah jika seseorang menyinggung tentang anak yang sampai saat ini menjadi problemnya. Tapi itu pun terkadang sebatas memasang wajah kesal belaka atau bicara ketus.

Masalahnya, Nining tak hanya menyinggung tentang anak, tapi kemungkinan Raka akan meminta nikah lagi jika Sundari lama tak bisa hamil.

Enak saja!

Siapa yang tak kesal coba, jika ada orang lain yang menakut-nakuti suami tercinta akan nikah lagi.

Suwarti saja tak pernah menyebut hal itu. Lah, ini Nining tanpa berpikir kalau dirinya juga wanita semudah dan segampang itu bilang Raka bisa jadi akan mencari istri kedua.

Coba kalau Nining yang berada di posisi Sundari. Dengan kualitas wajah Nining yang ala kadarnya, bisa nangis darah dia jika suaminya yang satpam dan berwajah lumayan itu menikah lagi.

Tahu-tahu senyum Sundari mendadak muncul, dia teringat kejadian belum lama ini, kurang lebih tiga bulan lalu.

Waktu itu ada rumor suami Nining yang bekerja sebagai satpam pabrik itu berselingkuh. Nining pun dengan amarah meluap tinggi mendatangi pabrik dan mencari perempuan yang diisukan sebagai kekasih suaminya.

Linda tetangga yang lain dan teman segrup Nining ikut menemani pergi ke pabrik. Dari cerita Linda, Nining sudah mengangkat lengan bajunya dari kejauhan kala melihat suaminya bicara berdua dengan wanita jauh lebih muda.

Eh, pas sampai Nining yang sempat berteriak 'oh, ini wanitanya', mendadak malu sendiri.

Wanita muda yang bicara dengan suami Nining itu keponakan suaminya sendiri. Nining ingat, dulu bertemu dengan keponakan suaminya waktu gadis itu berusia sepuluh tahun, sekarang sudah sepuluh tahun lewat.

"Kenapa Mas tak bawa ke rumah dan suruh tinggal di rumah kita aja?" ucap Linda menirukan perkataan Nining, kala dia bercerita pada Suwari waktu itu.

"Habis Mas baru tahu sebulan lalu, dia kerja di sini diajak temannya. Kan Mas juga baru tiga bulan di pindah ke pabrik ini sama yayasan," lanjut Linda.

"Juga, kalau Mas bawa ke rumah, kamu pasti menyuruh dia tinggal di rumah kita. Mau tidur di mana?" Linda berusaha menirukan suara suaminya Nining, sengaja diberatkan.

"Tapi kan lumayan, ada uang pemasukan dari keponakan Mas. Daripada lari ke kantong orang lain, kan lebih baik ke dapur kita biar ngebul!" Linda mengakhiri ceritanya dengan tertawa lucu.

Sundari tahu cerita itu, karena dia tak sengaja menguping.

Habis Linda bercerita di ruang menonton televisi yang berdekatan dengan kamar Sundari. Suaranya pun begitu keras dan lantang.

Lihat selengkapnya