Jati Genderuwo

Anggri Saputra
Chapter #8

8

Raka membelokan mobilnya ke parkiran warung nasi tak jauh dari rumah, sekitar dua ratus meter menuju rumah orang tua Sundari. Dia tak langsung pulang, Sudar yang memintanya datang.

Begitu Raka sampai, dia melihat Sudar berdiri di depan warung. Dia pun matikan mesin mobil, lalu mengambil ponselnya dari kotak kecil di sebelah perseneling mobil.

Sudar tak menunggu Raka keluar dari mobil, dia mendekati pintu depan mobil tempat Raka akan keluar.

"Yuk, ke mesjid dulu, waktu ashar sudah masuk!" ajak Sudar.

Raka memandang tak percaya, apa yang dia dengar dari mulut Sudar serius atau bohong.

"Eh, malah bengong!, ayo pergi!" Sudar menarik tangan Raka.

Raka masih tak percaya dengan ucapan Sudar, tapi dia tak menampik ajakan abang iparnya itu. Dia biarkan Sudar menarik dirinya.

"Jangan bilang tumben, ya! Setiap orang punya hak untuk bertobat dan ibadah kan!" Sudar menatap Raka yang berjalan di belakangnya.

"Iya, Bang. Tapi boleh kan lepasin tanganku, aku seperti anak kecil yang ditarik ke mesjid aja!" Raka tertawa.

Sudar juga ikut tertawa, lalu dia melepaskan pegangannya dari tangan Raka.

Raka lalu membuat langkahnya sejajar Sudar.

"Bang Sudar mau ngomong apa? Apa mau pinjam uang lagi?" tanya Raka terus berjalan.

"Nanti saja habis sholat, biar pikiran tenang!" tolak Sudar.

Raka tak membantah, dia dan Sudar pun terus berjalan tanpa bicara satu sama lainnya.

Niat Sudar bertemu Raka itu mau bicarakan tentang rumah yang akan dibeli Raka. Jika dia bicarakan hal ini di rumah dan ketahuan Sundari, alamat dia dan adiknya akan perang dingin.

Kalau dulu, mungkin Sudar tak peduli mau ribut kayak apa sama Sundari. Tapi sekarang, dia sudah berjanji mau berubah. Jadi dia pun harus bisa menahan emosinya dan tak melukai adiknya baik secara fisik maupun mental, bagaimana pun mereka terikat secara darah dan tak akan pernah menjadi mantan kakak-adik.

Sementara Raka antara takjub dan tak percaya, Sudar berbeda dengan yang dulu. Terakhir kali dia bertemu Sudar ya sebulan lalu, sebelum dia mendapat hak waris dari pamannya.

Lihat selengkapnya