Jati Genderuwo

Anggri Saputra
Chapter #9

9

"Bang Raka." 

Sundari melangkah mendekati Raka yang baru pulang. Senyumnya mengembang lebar dan sorot matanya mengandung hasrat merindu.

Raka terpesona untuk kesekian kalinya melihat Sundari yang begitu cantik di matanya. Dalam hatinya dia merasa pria paling beruntung bisa menyunting Sundari sebagai istrinya, entah berapa banyak pria yang sakit hatinya ketika tahu dia dan Sundari terikat dalam status pernikahan. Yang kurang hanya mereka belum dikaruniai seorang anak.

"Bang Raka kok baru pulang sekarang? Memang nggak kangen dan rindu Sun, ya?" goda Sundari dengan memenggal namanya.

"Kalau nggak kangen, Abang mana mungkin pulang." Raka mencolek hidung Sundari.

Sundari terus memeluk Raka erat dan mesra.

"Hei, jangan di sini, nanti terlihat Ibu dan Bapak!" bisik Raka berusaha melepas pelukan Sundari.

"Ah, mereka kan pernah muda. Jadi kenapa harus takut dilihat Bapak dan Ibu. Lagian kita kan pasangan sah, jadi siapa yang berani melarang? Terus kita di dalam rumah, bukan di luar," rengek Sundari manja.

"Tapi bau tahu, memangnya nggak risih apa mencium bau badan Abang?" bisik Raka.

"Masuk dulu yuk, Bang!" ajak Sundari sambil melepas pelukannya.

Tangan Sundari yang terlepas dari tubuh Raka, kini mencari sela jemari kanan Raka. Sambil menggenggam tangan, mereka berdua masuk kamar.

Pintu kamar pun dikunci Sundari begitu mereka berdua berada di dalam.

"Kenapa di kunci?" tanya Raka heran.

"Karena aku mau .... " Sundari lalu mendorong tubuh Raka.

Raka jatuh ke ranjang, dia sejenak merasa heran, ada apa dengan Sundari dan kenapa rasanya tenaga istrinya itu sedikit lebih kuat dari sebelumnya.

Sundari tertawa, lalu dia pun naik ke atas ranjang.

"Sundari sama siapa di kamar? Kok, dia tertawa senang?" tanya Suwarti yang baru keluar dari dapur.

Suwarti tak tahu Raka sudah pulang. Sugeng apalagi, dia kan sedang keluar rumah berkumpul dengan bapak lainnya main catur di samping pos RW.

"Tahan dulu Sun!" teriak Raka tertahan.

Lihat selengkapnya