JATUH CINTA SETELAH MENIKAH

Mu Xuerong
Chapter #5

Rumah yang Tidak Lagi Sama

Sudah dua minggu sejak Dinda pergi ke rumah ibunya. Dan rumah ini... terasa seperti ruang tunggu. Diam, penuh bayangan. Semua perabot tetap pada tempatnya, namun tak ada yang terasa hidup. Bahkan jam dinding pun seperti berdetak lebih lambat.

Setiap pagi aku bangun bukan karena alarm, tapi karena sepi. Sunyi yang menggigit perlahan dari balik dinding, menelusup ke dada. Suara air keran yang menetes pun terdengar lebih nyaring dari biasanya. Seolah-olah rumah ini sedang berbicara, menegur, atau barangkali—menangis.

Aku duduk lama di sofa, memandangi pintu yang tak pernah dibuka sejak Dinda pergi. Kadang-kadang berharap ada suara langkahnya di koridor, atau nada notifikasi dari ponsel yang membawa pesan darinya. Tapi yang ada hanya suara pikiranku sendiri, menggemakan pertanyaan yang sama:

"Kalau aku menyesal, apakah itu cukup untuk memperbaiki?"

Di ruang makan, aku masih menaruh dua piring meski tahu yang satu akan tetap kosong. Ada kebiasaan yang lebih sulit dihapus daripada perasaan.

Hari keenam belas, aku menguatkan diri untuk meneleponnya. Tanganku sempat ragu menekan ikon telepon. Bukan karena takut ditolak—aku sudah terlalu sering menolak diriku sendiri akhir-akhir ini—tapi karena tak tahu harus berkata apa.

"Kamu baik-baik saja?" tanyaku, dengan suara yang bahkan tak kukenal.

"Baik," jawabnya pelan. "Tapi aku masih belum tahu harus apa."

"Aku juga."

Hening beberapa detik. Lalu suaranya muncul lagi.

"Kamu mencintainya?"

Lama aku diam.

"Aku...kehilangan diriku sendiri. Dan dia melihat aku yang bahkan aku sendiri tidak kenali lagi."

"Itu bukan jawabannya, Rangga."

Lihat selengkapnya