Jatuh Dari Langit

Anggia Nayanika
Chapter #4

Chapter 3

Arabelle terus berdecak kagum begitu mereka keluar dari rumah Nicholas. Tak henti-henti gadis bermata biru tersebut memandang gedung-gedung pencakar langit yang menghiasi setiap sudut kota Krassivy, ibukota dari Crystalin. Di tambah dengan lampu-lampu yang menyala terang seperti bintang-bintang di langit.

"Wow! Ini sangat menakjubkan! Kau tahu, di Callisto hanya ada rumah-rumah pohon dan juga berbagai jenis bunga terhampar di sepanjang desa kami." Arabelle bercerita dengan semangat.

Nicholas yang sedang menyetir tersenyum mendengarnya. "Kurasa itu tempat yang sangat nyaman dan membuat hati terasa damai jika melihatnya."

Arabelle yang duduk di sebelah Nicholas memandangnya. "Betul. Sangat nyaman. Walau tidak terlihat mewah seperti bumi, namun sangat indah." Ia tersenyum manis namun setelah itu wajahnya kembali mendung.

"Kakak-kakakku pasti sedang mencemaskanku. Aku bingung bagaimana mereka bisa mencariku." Ada kesedihan dalam suaranya. Selama hidupnya, belum pernah sekalipun Arabelle terpisah dari kedua kakak lelakinya.

Nicholas memandangnya dengan sendu. "Jangan bersedih. Pasti ada cara untuk mereka sampai ke sini. Kau juga bilang kalau kau mempunya helm seperti para astronot itu, kan? Mungkin saja ada semacam roket di Callisto. Kau harus optimis." Lelaki itu terus menyemangati sang peri.

Arabelle kembali tersenyum. "Iya. Kau benar. Mereka pasti bisa menemukanku."

Nicholas membelokkan mobilnya ke sebuah pusat perbelanjaan. "Baiklah. Kita sudah sampai." Ia mematikan mesin mobil begitu mereka tiba di parkiran. "Ayo turun," ajaknya kepada Arabelle.

Arabelle mengikutinya ke dalam salah satu restoran yang ada di dalam pusat kota tersebut. Nicholas memesan meja untuk dua orang, kemudian pelayan menunjukkan meja mereka. Mereka duduk dan terus membuka menu.

"Apa yang kalian makan di sini?" Arabelle melihat-lihat daftar makanan dan berdecak keheranan. "Banyak sekali jenis makanannya."

Nicholas tersenyum. "Pilih saja apa yang kau mau."

Mata Arabelle berbinar. Ia lalu menunjuk sepuluh jenis makanan yang berbeda kepada pelayan. Membuat pelayan dan Nicholas melongo memandangnya. Setelah selesai menulis pesanan mereka, sang pelayanpun pergi.

"Apa kau bisa menghabiskan semuanya?" tanya Nicholas. Seumur hidupnya belum pernah ia melihat ada orang yang makan sepuluh porsi makanan secara langsung. Paling-paling ia hanya menontonnya di layar ponsel.

Arabelle nyengir. "Aku kuat makan," katanya tanpa rasa malu.

"Bagaimana bisa kau tetap kurus seperti itu padahal makanmu banyak?"

"Para peri memiliki metabolisme yang sangat baik. Karena setiap hari kami selalu terbang dan untuk menggerakkan sayap, kami memerlukan energi yang banyak. Karena itu kami makan dengan porsi yang banyak."

Nicholas mengangguk-anggukkan kepalanya. "Apa yang kau makan di sana?"

Lihat selengkapnya